JAKARTA II SemarNews.com – Sekretaris Tim Kampanye Nasional pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf, Hasto Kristyanto, menilai gagasan yang disampaikan KH Ma’ruf Amin dalam Debat Cawapres menguatkan visi misi Joko Widodo. Berbeda dengan Sandiaga Uno yang gagasannya dinilai tidak sinergis dengan visi misi Prabowo Subianto.
“Visi misi KH Ma’ruf Amin terbukti menyatu dengan Jokowi. Sementara Sandiaga Uno lebih menampilkan gagasan pribadi dengan program usang yang gagal diterapkan, yakni OK-OC,” ujar Hasto menanggapi hasil debat cawapres ketiga di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, visi misi cawapres tidak boleh berjalan sendiri. Dijelaskan, visi dan misi yang dipaparkan KH Ma’ruf Amin dalam debat cawapres, terbukti menyatu dengan progam-program yang dijalankan oleh Jokowi-Jusuf Kalla saat ini.
Sekjen PDIP itu mengingatkan kepada semua masyarakat, bahwa Indonesia tidak boleh memiliki Wakil Presiden yang visi-misinya tidak seirama dengan visi-misi Presiden.
“Konsistensi KH Ma’ruf Amin yang menjabarkan program Jokowi memberikan sentuhan Islami yang tepat saat ditampilkan. Semua pemimpin punya tugas menciptakan kemaslahatan bangsa dan melindungi umat. Sementara Sandi lebih artificial yang dibungkus dengan pakaian mahal,” terangnya.
Sebaliknya, ucapan Sandiaga yang kerap mengkritik program yang sudah dikerjakan Jokowi terkesan asal asalan. Misalnya terkait BPJS Kesehatan yang dinilai tidak memberikan solusi konkret.
Terkait ide Sandiaga untuk menjual program OK-OC untuk digunakan di Indonesia, Hasto menilai, program tersebut merupakan program usang yang tidak mengalami perubahan signifikan.
“Data menunjukkan, dari target OK-OC sebanyak 40 ribu per tahun, yang mendaftar hanya 1000 atau 2.5% dan hanya 150 orang yang dapat modal. Ini adalah cerminan gagalnya program OK-OC yang ditawarkan Sandiaga,” tutup Hasto.
Senada dengan Hasto, Juru Bicara TKN 01, Ace Hasan Syadzil, menyatakan gagasan yang disampaikan Sandiaga tak ada yang baru. Pada sektor pendidikan, konsep link and match yang diinginkan Sandiaga sedang dilakukan Jokowi-JK.
“(Berbeda dengan) Kiai Ma’ruf Amin yang akan menyatukan koordinasi lembaga riset dengan membentuk Badan Riset Nasional. Ini merupakan langkah jitu guna memaksimalkan penelitian dan pengembangan di Indonesia,” ujar Ace.
Sementara itu, Jubir TKN lainnya, Irma Suryani Chaniago, menilai absurd wacana Sandiaga untuk menghapus ujian nasional (UN). Menurut dia, menghapus UN hanya akan menambah persoalan baru di dalam dunia pendidikan.
“Ketiadaan ujian nasional akan membuat standar peserta didik di Indonesia menjadi sangat besar perbedaannya. Sandiaga perlu belajar lagi tujuan dari pelaksanaan ujian nasional,” terang Irma.
Sandiaga dalam bidang pendidikan dan pembenahan sumber daya manusia tidak konkret dan mengawang-awang.
Ia mengklaim, gagasan yang disampaikan Maruf pada bidang pendidikan lebih merakyat dan mudah dicerna.
“Bandingkan dengan apa yang dipaparkan Pak Ma’ruf bahwa pemerintah akan sediakan beasiswa hingga pendidikan tinggi, sehingga setiap anak Indonesia bisa menggantungkan cita-cita nya setinggi langit tanpa khawatir dengan mahalnya biaya pendidikan,” tutupnya. (HW-)
—————