Semarnews.com | Kudus – Meningkatkan kapasitas relawan dalam menghadapi kemungkinan adanya bencana merupakan bagian dari manajemen kebencanaan. Dikatakan oleh Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB Lilik Kurniawan dalam kegiatan Gladi Ruang yang dilaksanakan di Aula BPBD Kudus Jalan Gg. 3 Timbangan, Mlati Norowito, Kota Kudus, Kabupaten Kudus. Dinyatakan bahwa bencana harus dikelola, dan harus ada upaya-upaya atau ikhtiar untuk dapat mencegah atau paling tidak mengurangi risiko yang dimungkinkan terjadi. Dalam hal tersebut ia memberikan apresiasi terhadap LPBI NU yang selama 2 tahun ini menjadi mitra strategis BNPB dalam penanggulangan bencana di masyarakat, utamanya di Kudus.
Lebih lanjut, kesuksesan program tersebut terbukti melalui hasil uji kesiapsiagaan masyarakat di desa Karangrowo Undaan Kabupaten Kudus lebih 96% selamat dari bencana karena dirinya sendiri, 2 % karena orang lain, 3% lagi dari pihak luar.
BPBD Kudus telah dapat bersinergi dengan berbagai pihak dalam penanganannya, selebihnya adalah masyarakat itu sendiri. Ia mengatakan, “bencana saat ini paradigmanya bukan menunggu” kata Lilik, “yaitu kita harus melakukan sesuatu sebelum bencana terjadi” lanjutnya. Dikatakan, bahwa kegiatan tersebut di antaranya dengan menggelar geladi agar semua komponen siap. OPD, masyarakat, relawan, media dunia usaha dan sebagai siap membantu. “Ini adalah pelajaran yang sangat mahal, karena tidak setiap tahun mampu melaksanakan, dan sambil mengevaluasi dokumen yang ada” tandasnya
Dikatakan oleh Yayah Ruchyati, Geladi Ruang dan Geladi Posko dilaksanakan untuk mendorong sistem dan mekanisme yang efektif dalam menghadapi keadaan darurat bencana di Kabupaten Kudus. Dia berharap, dengan adanya kegiatan tersebut ada peningkatan ketrampilan dan pemahaman para pihak dalam menghadapi situasi darurat bencana di wilayahnya. Selain itu, tersedianya informasi terkait pembagian peran antar aktor dan kebutuhan sumberdaya yang dibutuhkan.
Dikatakan lebih lanjut bahwa kegiatan tersebut adalah lanjutan program pendampingan LPBI NU bekerja BNPB, dan didukung oleh Pemerintah Australia melalui Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) selama 2 tahun di kabupaten Kudus. Kerja sama tersebut telah menghasilkan beberapa dokumen penting. Di antaranya, kajian risiko bencana kabupaten yang meliputi mekanisme penanganan darurat bencana dalam SOP Peringatan Dini Banjir, SOP Kedaruratan Bencana tingkat Kabupaten, dan Rencana Kontinjeni Banjir di Desa Karangrowo Kabupaten Kudus. (HQ.semarnews)