foto:twicsy.com |
Sejak kemunculan perdananya di film “Mana Tahan”di tahun 1979, Warkop DKI grup lawak yang digawangi oleh Dono, Kasino dan Indro langsung menggebrak dunia komedi Indonesia dengan lawakan-lawakannya yang segar nakal dan penuh sentilan. Sampai saat ini film-film Warkop DKI masih sering kita temui di televisi terutuma saat momen lebaran.
Hebatnya, meski sudah berpuluh puluh kali kita memenonton dan mungkin sampai hafal cerita-nya, kita tetap saja tertawa melihat kekonyolan mereka, sehingga sudah diwajari jika media menasbihkan mereka sebagai legenda komedi Indonesia.
Sebagai legenda komedi Indonesia, Warkop DKI tidak hanya dikenang Karena mampu memberikan pertunjukan komedi yang menghibur dalam satiap filmnya. Jauh dari pada itu, warkop, dalam setiap filmnya merupakan realitas sosial kala itu, yang berusaha memberikan pesan moral dan kritik sosial. Walaupun terkadang pesan dan kritik itu sulit ditangkap penonton karena dalam penuturannya disisipi dengan wanita sexy berbikini yang sedang main main cantik di pantai.
Setelah lama vakum karena Dono dan Kasino menghadap yang Maha Kuasa. Pada tahun ini Indro bersama Falcon Picture (rumah produksi yang baru saja sukses besar dengan filmnya “My Stupid Boss”), membuat Warkop DKI Reborn ; Jangkrik Boss Part 1, dengan menggandeng Anggy Umbara untuk menjadi sutradara. Melalui beberapa casting terpilihlah aktor-aktor muda berbakat untuk memerankan trio Warkop baru Abimana Aryasatya sebagai Dono, Vino G Bastian memerankan Kasino dan Tora Sudiro merankan Indro.
Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1 ini menceritakan Dono (Abimana), Kasino (Vino), dan Indro (Tora) yang menjadi personil dari sebuah lembaga swasta bernama CHIIPS (Cara Hebat Ikut-Ikutan Penanggulangan Sosial). Walau tampak sangat berdedikasi terhadap pekerjaan mereka yang tugasnya melayani masyarakat, trio Warkop baru ini tentu tidak bisa lepas dari kekonyolan-kekonyolan berikut kekacauan besar. Lihat saja bagaimana aksi mereka saat ditugaskan sang atasan (Ence Bagus) untuk menangkap kawanan begal bersama personil baru asal Prancis yang cantik, Sophie (Hannah Al Rashid).
Dari memporakporandakan warung gara-gara Dono dan Sophie secara iseng memarodikan adegan tersohornya Titanic di atas motor, tindakan absurd Kasino dan Indro yang berujung pada tertukarnya wajah sepasang suami istri, sampai membumihanguskan sebuah galeri ternama. Gara-gara serentetan kekacauan yang mereka sebabkan, trio DKI harus membayar uang ganti rugi sebesar 8 miliar dalam tempo satu pekan dan apabila gagal memenuhinya, ketiganya harus mendekam di balik jeruji besi selama 10 tahun lamanya. Tidak ingin berakhir dibui, Warkop DKI pun bahu membahu dengan Sophie untuk mengumpulkan uang senilai 8 miliar sebelum jatuh tempo.
Sebagai Film tiruan, Warkop DKI Reborn ini setidaknya telah mampu membawa nuansa komedi Warkop ini lebih modern dengan tetap tidak melepaskan hal hal yang harus ada di-film Warkop. Macam adegan kejar kejaran dijalan, cewek cewek seksi, celetukan khas “gila lu ndro, jangkrik bos, dasar babi ngepet…. Dll” dan tidak ketinggalan lagu lagu lucu “nyanyian kode& andeca andeci”. Meniru pendahulu-nya, film Warkop DKI Reborn ini benar benar film komedi yang sangat konyol, absurd dan tak-masuk akal. Adegan sewaktu Kasino menilang mobil seorang bapak, tau-tau dari dalam mobil kecil tersebut keluar orang sekampung. Dus, adegan kecil itu sudah menggambarkan secara keseluruhan bagaimana konyolnya Film ini.
Nilai plus film ini, selain kualitas akting dari Abimana, Vino dan Tora yang diluar dugaan, secara maksimal mampu menghidupkan kembali Warkop, Tata busana dan tata artistik film ini juga sangat jempolan. Hadirnya para pemeran pendukung seperti Hanna, Ence, Tarzan dan Agus Kuncoro juga mampu menghadirkan tawa penonton. Terutama Agus Kuncoro yang memerankan Hakim baper-an. setiap kemunculannya yang sedikit itu, selalu membuat saya ketawa ngakak.
Jika ada yang kurang itu dari film ini, terletak pada konsistensi dan tidak ada-nya arah tujuan yang jelas dalam bercerita. yang sedikit banyak membuat saya sedikit terganggu, kekurangan itu mungkin disebabkan karena film ini akan dipecah menjadi part 1 dan 2, sehingga cerita yang sebenarnya sederhana menjadi muter muter tidak jelas, seperti tidak jelasnya harta Karun yang membuat trio Warkop ke Malaysia itu.
Over All, terlepas banyaknya kritikan tentang kualitas cerita-nya yang dangkal dari para pengamat/kritikus film. meski bukan film terbaik, bagi saya pribadi film ini telah mampu mendaur ulang kekonyolan yang ada film Warkop terdahulu, mengemasnya dengan cara yang lebih modern. Dan akhirnya, tertawa lah sebelum tertawa itu dilarang.
*Aly Ibnu Zaen
*Aly Ibnu Zaen