foto:lingkarannews.com |
Rudi Kawilarang dan Sara Wijayanto (Host Masih Dunia lain) mengantar saya kebangkai Pesawat Garuda GA-974 yang pada tanggal 7 september 2004 (7-9-4) ditumpangi Bung Munir menuju belanda dari bandara Changi Singapura, yang mana di pesawat itu juga Bung munir meregang nyawa.
Waktu itu kabarnya kalo gak salah , Bung Munir membawa beberapa laporan kejahatan HAM di Indonesia serta Timor Leste yang akan dibawa ke pengadilan internasional Den Haag. Mohon Informasi ini dikoreksi, takutnya salah. Karena ada yang bilang Bung munir kebelanda untuk menerima penghargaan dari salah satu Universitas di sana.
Selagi para sidang pembaca mengoreksi kabar mengenai keberangkatan ke Belanda, sekarang kita bergabung lagi dengan Tim Masih dunia lain yang ingin memediasi salah satu peserta agar bisa berbicara langsung dengan bung munir.
Saya menemui mbak Sara (panggilan Sara Wijayanto) dan kang Kawi (panggilan Rudi Kawilarang) untuk menanyakan apakah Tim Masih Dunia Lain siap melakukan mediasi Arwah bung Munir melalui tubuh Lek Seno.
Berikut dialog antara Tim dan Lek Seno;
Mbak Sara : Lek seno siap melakukan Mediasi?
Lek Seno : Saya sudah siap demi mengungkap kebenaran
siapa pembunuh Munir.
Kang Kawi : Oke lek Seno, sekarang konsentrasi dan menghadap telapak
tangan saya
Lek Seno dengan seksama dan fokus memperhatikan tangan Kang Kawi. Kang kawi memutar-mutar tangannya sedemikian rupa dan sekejap kemudian Lek Seno tertidur tak sadarkan diri. Setelah Lek Seno tertidur Kang Kawi langsung melakukan japa mantra untuk memanggil Arwah bung munir agar memasuki tubuh Lek Seno yang tergeletak lemas.
Sesaat kemudian tubuh Lek Seno terbang tanpa kendali dan kejang-kejang. Ternyata arwah bung munir sudah merasuk kedalam tubuh Lek Seno.
Kang Kawi : Apa benar ini arwah Bung munir:
Arwah bung Munir : ya, benar. Ada apa kalian memanggil-manggil saya
kemari?
Kang Kawi : Kami ingin bertanya beberapa hal terkait kronologi
kematian Bung.
Arwah Bung Munir : buat apa?
Mbak Sara : Buat Mengungkap kebenaran Bung.
Arwah bung munir :Heh. Pikir apa emangnya kalian ini.
Kang Kawi : Kami Mohon. Banyak pelanggaran Ham yang belum
terungkap.
Arwah bung munir : Ah, sudahlah. Sekarang giliran kalian yang masih
hidup yang punya kewajiban itu.
Mbak Sara : Kok Bung Munir gitu…??
Arwah bung Munir : Saya ini udah tenang di alam saya sekarang. malah
kalian ganggu…
Mbak Sara : Bukan apa-apa bung. Kami cuman mau
berkontribusi terhadap pengungkapan pelanggaran
HAM walaupun cuman kayak gini Bung.
Arwah Bung Munir :oke-oke. Saya mau ngomong deh. Waktu itu saya
pergi kebelanda emang mau melaporkan beberapa
kasus HAM berat dan penghilangan paksa aktifis.
Keberangkatan saya emang gak direstuin sama
beberapa jendral, tapi saya nekat berangkat aja.
Kang Kawi : Terus Kelanjutan ceritanya bagaimana bung?
Kenapa bung sampai dibunuh dengan racun
sianida?
Arwah bung Munir : kamu ini gimana sih. Ya saya gak tau lah kok bisa-
bisanya di dalam jus yang saya minum udah ada
racun sianida. Tapi yang terpenting, sejak
keberangkatan saya itu seakan-akan sudah
disekenariokan sedemikian rupa agar saya
menumpang pesawat ini yang dipiloti sama
Policarpus.
Mbak Sara : Emang apa aja bung laoran yang bung bawa?
Arwah bung munir : Soal kejahatan perang di Timor-Timur,
Penghilangan aktifis 98, penjarahan tanah dan
penembakan terhadap penduduk-penduduk di
pedalaman Kalimantan dan Papua, dll
Mbak Sara : kenapa Bung tidak menyebarnya ke media-media
Nasional
Arwah bung munir : Sudah. Tapi pemberitaannya gak maksimal. Kalo
pemberitaan itu sampe massif dan semua
masyarakat Indonesia tau, yang diracun bukan saya,
tapi bos-bos media itu.
Mbak Sara :oo begitu.
Kang Kawi : nah, sekarang ini kita dan masyarakat Indonesia
kesulitan nih bung mau ngungkap kejahatan itu.
Gimana dong Bung?
Arwah Bung munir : gini…gini… itu naskah laporan yang saya bawa kan
tebel banget, saya sendiri gak apal detil laporan itu.
Sewaktu saya mati, naskah laporan itu dibawa sama
agen rahasia yang diperintah sama jendral-jendral
besar itu. Terus naskah itu kayaknya udah dibakar
habis. Yang terpenting sebenernya, bagaimana
caranya kalian-kalian ini bisa mendapatkan kembali
naskah laporan saya itu secara kronologis dan utuh,
biar semua pelanggaran HAM masa lalu bisa
terungkap dengan jelas dan para aparat negara gak
sewenang-wenang lagi mempermainkan HAM.
Kang Kawi : Lah, kasus pembunuhan antum gimana bung?
Arwah bung Munir : kasus pembunuhannya tetap diselidiki sampe
tuntas. Tapi yang perlu kalian ingat-ingat adalah
kasus-kasus besar yang saya perjuangkan. Ingat,
selogan #menolaklupa harusnya lebih mengoreksi
soal kasus-kasus yang saya perjuangkan.
Mbak Sara : ya nanti banyak yang lupa sama pembunuhan bung
dong.
Arwah bung munir : kalo semua kasus terungkap, dijamin deh, otak
pembunuhan terhadap saya pasti bakal ketahuan
siapa.
Mbak sara & Kang Kawi : siap bung. Laksanakan.
Demikian mediasi dengan arwah Bung Munir yang menggunakan tubuh Lek Seno. Setelah dialog itu selesai Lek Senopun disadarkan.
Dan setelah itu sayapun sadar, ternyata program Masih Dunia Lain ternyata udah diberhentikan sama KPI gara-gara semua tayangannya gak ada yang beneran, cuman settingan doang alias Hoax… buju bunek…