senarnews.com || Semarang – Srawung Persaudaraan Sejati Orang Muda yang diinisiasi Keuskupan Agung Semarang mengajarkan betapa mahalnya sebuah perdamaian. Srawung merupakan mandat Dewan Karya Pastoral (DKP) KAS kepada Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (Kom HAK KAS) serta Komisi Kepemudaan KAS bersinergi dengan Pelita Semarang, Lakpesdam NU Jateng, dan Gusdurian Jateng-DIY dalam kepanitaannya.
Srawung digaungkan untuk mengajarkan betapa mahalnya sebuah perdamaian. Penampilan Joko Kendil dalam pentas pembuka Srawung, Jum’at, (26/10/2018) petang, menyampaikan pesan penting pada ribuan orang muda yang hadir memenuhi gedung, bahwa sebuah perdamaian harus diperjuangkan. Menyampaikan pesan moral bahwa berdirinya sebuah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sah bukanlah sebuah sulapan tanpa perjuangan.
Menurut Romo Aloysius Budi Purnomo, para pemain dipersiapkan dengan serius dengan tenggang waktu yang dirasa cukup, “Mereka berlatih dengan giat sejak April lalu,” kata Romo Budi, “secara kepanitian juga disengkuyung bareng, makanya tamu yang hadir juga tokoh lintas Agama, Pemerintahan, dan peserta saat ini sudah seribu lebih. Ini belum rombongan yang datang nyusul nanti malam dan besok pagi,” imbuhnya.
Dikatakan, puncak Srawung selama tiga hari merupakan selebrasi multikultur yang bersifat mengedukasi. Kegiatan Srawung secara rielnya berbentuk ‘forum muda bercerita, pemantik mimpi, workshop, forum penegasan komitmen dan rencana tindak lanjut, selebrasi seni dan budaya dalam bentuk sendratari dan festival dolanan anak.’ Menurut susunan kegiatan, pada 28 Oktober akan dilaksanakan deklarasi dan tekad kerja sama pasca-Srawung di empat kota atau wilayah, yaitu Semarang, Surakarta, Yogyakarta dan Kedu-Magelang. Itulah sebabnya, ada Pra-Srawung, Puncak Srawung dan Pasca-Srawung.
“Kami berharap semua yang terlibat dalam rangkaian kegiatan Srawung akan terus memberikan gema dan daya dalam rangka merawat dan menjaga NKRI melalui persaudaraan sejati demi mewujudkan peradaban kasih bagi masyarakat Indonesia yang sejahtera, bermartabat dan beriman sesuai agama masing-masing dan di tempat atau wilayah asal masing-masing,” kata dia, “dengan demikian, rangkaian kegiatan Srawung yang dimulai sejak Maret dan puncaknya saat ini, tidak mandeg, melainkan bergerak mengalir laksana air segar yang terus memberikan kesembuhan atas dahaga,” harapnya.
“Mewujudkan perabadan kasih bagi masyarakat Indonesia yang sejahtera, bermartabat dan beriman, apa pun agama dan kepercayaannya merupakan garis haluan perjuangan Srawung,” ujarnya.
Perlu diketahui, Srawung di UTC Hotel and Convention, jalan Kelud Raya nomor 2, Gajahmungkur, Kota Semarang, merupakan puncak dari puluhan kegiatan pra Srawung. Beberapa di antaranya, pameran lukisan bertemakan Perdamaian Palestina Kerukunan Kita telah digelar pada Maret lalu, tepatnya pada tanggal 21 sampai 25 di Pastoran Yohannes Maria kompleks Unika Soegijapranata Semarang. Selanjutnya, Orang muda Semarang juga turut dalam Karnaval Paskah Kota Semarang pada 27 April lalu, Malam Pentas Seni Music for Diversity, Ragam Nada Lintas Agama oleh dan bersama Pelita Semarang, di Taman Nada Brumbungan, Semarang (18/8/2018), di Kendal Sarasehan dan pentas seni lintas Iman bertajuk “Pancasila Kuwi Aku, Aku kuwi Cah Enom sing Kendel Srawung” (15/7/2018), di Sleman diadakan “Srawung Kekinian” Art Exhibition & Mural Session, Arts Performance di Melcosh Kaliurang, dan lain sebagainya. (HQ)
—————