Semarnews.com || Semarang – Sempat terhambat, Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sebagaimana arahan Presiden dalam mengusung ekonomi kerakyatan. Dengan demikian dalam pelaksanaan program BPNT tak hanya berbicara tentang tepat sasaran, lebih dari itu dapat mendorong perkembangan perekonomian masyarakat melalui eWaroeng. Kabid PFM Primasari YS mengungkapkannya dalam Kegiatan Edukasi Penyaluran Bantuan Sosial yang diselenggarakan Dinas Sosial Kota Semarang bersama Bank Indonesia di ruang Lokapala Lt 8, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Jawa Tengah, jalan Imam Bardjo SH nomor 4, Pleburan, Semarang Selatan, Kota Semarang, kemarin (17/07/2018)
Program tersebut mesti dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat dan mendongkrak usaha kecil, “Dari program tersebut semestinya bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh KPM (Keluarga Penerima Manfaat) dan eWarung,” kata Prima dalam paparan materinya, “KPM mendapatkan bantuan pangan berupa beras dan telur dan eWaroeng akan mendapatkan fee dari selisih harga komoditi program BPNT,” lanjut dia menerangkan.
Prima juga menekankan perbedaan bantuan sosial dari yang sebelumnya. Pada para peserta dia memberikan pengertian di mana BPNT berbeda dengan Rastra. Bedanya, Rasta berupa barang (beras) yang langsung dikirim dari Pusat ke segenap Kab/Kota sampai dengan kecamatan. Sehingga KPM tidak dapat memilih kualitas bantuan pangan sesuai dengan yang diharapkan. Sementara program dalam bentuk BPNT dirasa lebih tepat berupa kemudahan bertransaksi atau pencairan bantuan dan dapat memilih kualitas komoditas (beras) dan atau telur terjamin yang sesuai dengan harga pasaran. BPNT juga dirasakan lebih mendidik, di mana BPNT dalam transaksi sudah lebih modern dengan sistem transaksi perbankan.
Dalam kesempatan tersebut, dia juga mengungkapkan harapannya agar semua komponen yang terlibat dalam penyaluran BPNT memiliki komitmen bersama untuk menyukseskan program tersebut. Terhadap para agen penyalur yang ada diharapkan lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan tidak berlaku sebaliknya, yakni saling berebut KPM. Di sisi lain, komitmen petugas pendamping dalam penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh KPM harus tampak hasilnya. Secara teknis, pendamping melakukan penjangkauan terhadap KPM yang belum mengambil dengan harapan dapat diketahui permasalahan yang membuat KPM belum mengambil bantuan.
Senada dengan Primasari, BNI Jawa Tengah yang diwakili Dimas Ragil menerangkan tentang analisis bisnis program Pemerintah. Dimas menyatakan BPNT sebagai program bantuan sosial bagi masyarakat tentunya memiliki efek tersendiri dalam perekonomian, terutama dalam menumbuhkan semangat berwirausaha. Di mana dalam menerima bantuan, masyarakat yang menjadi agen atau eWaroeng dapat keuntungan sehingga berpotensi mengembangkan usaha yang ada. Menegaskan hal serupa, Achmadirahman seorang analis fungsi pengembangan UMKM di BI dalam paparannya menekankan hal senada. BPNT lebih baik dan tepat dibandingkan program sebelumnya. Ringkasnya, saat ini BPNT menjadi solusi alternatif yang tepat untuk menggantikan Rastra maupun bantuan langsung tunai (BLT) (HQ.semarnews)