Media Jendela Dunia – Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini
Berita  

Seminar Kesbangpol Kabupaten Semarang, Hadirkan Aktifis Senior

Semarang – Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) Kabupaten Semarang menggelar Seminar Kerukunan Umat Beragama di Hotel Panorama Bandungan (27/03/2018). Bertajuk Merajut Kebhinekaan di Bumi Serasi, seminar diikuti oleh tokoh lintas agama, golongan, dan aliran se Kabupaten Semarang dengan narasumber utama aktifis senior yang saat ini menjabat Ketua KPT Jawa Tengah, yakni; Dr Drs H Budiyanto, SH, MHum

Dalam kesempatan tersebut, Budiyanto menyatakan, “secara de facto Indonesia ada sejak ribuan tahun lalu, sedangkan secara de jure Indonesia baru diproklamasikan 17 Agustus 1945” kata dia. Dikatakan, setelah merdeka, tugas bangsa Indonesia adalah mengisi kemerdekaan dan menjaga tetap utuhnya NKRI dengan landasan pancasila dalam negara yang bhineka tunggal ika, “Indonesia adalah rumah besar bagi aneka macam suku, agama, ras, dengan perbedaan tradisi dan bahasa” terangnya

Budiyanto yang juga Dosen FIS UNNES mengungkapkan bahwa tantangan yang kini sedang mengancam eksistensi bangsa kian banyak. Satu di antaranya adalah radikalisme dan terorisme. Menurutnya, permasalahan terorisme dan radikalisme merupakan suatu hal yang mendapatkan perhatian serius dari semua negara, terlebih bangsa Indonesia. Sebab, yang terasuki paham tersebut sebagian besar adalah umat Islam, dan di Indonesia mayoritas beragama Islam, “artinya kita berhadapan dengan sesama saudara sebangsa dan seiman (bagi yang muslim-red)” tukasnya.

Aktifis yang di era 80-an pernah menduduki sebagai Ketua KNPI Jawa Tengah tersebut menerangkan, “Orang yang mempunyai paham radikalisme kerapkali melakukan pengkafiran” ucap ia, “jangankan dengan yang berbeda agama, dengan yang seagamapun jika berbeda paham dengan mereka pasti juga dianggap kafir” lanjutnya. Dia menegaskan bahwa untuk meredam masalah tersebut, seyogyanya toleransi harus dijaga dengan baik. Lebih lanjut perlu untuk disadari bersama bahwa Indonesia merdeka bukan karena perjuangan satu suku atau satu agama saja. Semua suku, agama, ras, etnis, dan antar golongan berjuang atasnama bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita yang sama, yakni; Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur yang kemudian memiliki pancasila dan UUD 45 sebagai landasan ideologi dan hukum, “tidak perlu ada tuntutan sebagai agama mayoritas maka dasar dan bentuknya negara islam” tegasnya.

Dia menjelaskan, Keberagaman atau kebhinekaan menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang tidak dimiliki bangsa manapun di dunia ini, “Negara yang multikultur dan multietnis hanya Indonedia” tukas mantan anggota DPRD Jawa Tengah era 80-an sampai akhir 90-an. Dalam kesempatan tersebut ia berpesa  untuk melestarikan budaya gotong royong. Menurutnya, gotong royong merupakan wujud nyata bentuk solidaritas sosial khas Nusantara. Ciri paling khas dari gotong royong adalah spontanitas masyarakat dalam membantu masyarakat lainnya untuk melakukan sesuatu tanpa adanya harapan untuk mendapatkan imbalan. Sikap yang paling utama dalam membangun bhineka tunggal ika adalah toleransi dan gotong royong. (HQ.semarnews)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *