SEMARNEWS.COM | SEMARANG – Bangsa Indonesia saat masih digoncang oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan rakyat Indonesia menginginkan perubahan, merusak dan merubah demokrasi Pancasila dengan Khilafah. Karenanya, kegiatan Ngabuburit Meruwat Negeri Pancasila dinilai sebagai salah satu kegiatan orang yang sehat dan waras.
Hal ini disampaikan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dalam sambutan Ngabuburit Meruwat Negeri Pancasila di Pastorat Unika Semarang. “Masih mau membicarakan perubahan ideologi bangsa dari Pancasila ke Khilafah, ini kan sesuai agama kita. Dia sehat? Sehat, pasti ndak waras,” kata Hendi, Sabtu (1/5/2019) sore.
Kenapa tidak waras, lanjutnya, saya yakin tokoh-tokoh yang lebih senior dari kita sudah memikirkan falsafah, pandangan hidup dasar negara
Sementara Romo Aloys Budi Purnomo Pr menyatakan peringatan hari lahir Pancasila dengan ruwatan merupakan perwujudan mensyukuri Pancasila sebagai rumah bagi keragamanan Indonesia dalam gagasan bhineka tunggal ika, Indonesia sebuah negeri Pancasila yang dalam perjalanannya masih terdapat gangguan yang berbau laten yang dalam istilah jawanya disebut Sukerta.
“Sukerta merusak Pancasila, merobek-robek Bhineka Tunggal Ika dan melawan UUD 1945. Negeri Pancasila sedang dirasuki sukerta yang merusak tatanan etika sosial politik dengan repetisi kebohongan dan provokasi kekerasan,” ujarnya.
Romo Budi menegaskan kegiatan meruwat demi membuang dan menghancurkan sukerta bukan dengan aksi kekerasan melainkan aksi kearifan. Karenanya, perlu disadari mungkin Sukerta menyusup dalam diriku atau dirimu atau diri mereka atau diri siapa saja yang lupa bahwa kita adalah Pancasila dan Pancasila adalah Kita.
Romo Budi juga mengungkapkan terima kasih pada Presiden Republik Indonesia yang telah mengesahkan 1 Juni sebagai hari pancasila. Dia berharap aura negatif yang ada segera hilang dari nusantara ini.
“Sukerto, kekuatan aura negatif yang sepanjang perjalan Pancasila selalu ada. Mudah-mudahan sukerto disingkirkan berkat keyakinan kita kepada Tuhan YME,” tuturnya.
Untuk diketahui, kegiatan dihadiri sejumlah tokoh Jawa Tengah, di antaranya Koordinator Persaudaraan Lintas Agama Setiawan Budi, Ketua FKUB Jateng KH Taslim Sahlan, tokoh Hindu Eko Puji, tokoh Budha Pandhita Damatedja Wahyudi, budayawan Sosiawan Leak dan sebagainya. (HQ)
—————