SemarNews.com || Donggala – Berbagai upaya dilakukan Palang Merah Indonesia (PMI) dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat korban gempa, tsunami dan likuefaksi yang melanda wilayah Sulawesi Tengah beberapa waktu. Sebagaimana release yang diterima redaksi SemarNews.com, Jum’at (9/11/2018) petang, PMI juga melakukan berbagai pendekatan berbasis pendidikan, budaya, dan tradisi Agama dengan aneka kegiatan yang melibatkan lintas genre seperti anak anak, dewasa dan orang tua.
Puluhan warga, laki-laki, perempuan, dewasa maupun anak-anak dengan khusyuk mengikuti do’a bersama di shelter Gunung Bale. Meski dalam guyuran hujan dan listrik padam, semua tetap larut dalam lantunan kalam illahi.
Koordinator Team Psikososial Supporting Program (PSP) PMI, Malla Sari mengatakan, salah satu pendekatan edukasi yang mengarah pada pendidikan kerohanian adalah kegiatan pengajian dan dzikir bersama yang dilakukan di Shelter Gunung Bale, Kabupaten Donggala, “Kita coba memberikan pemahaman dan edukasi langsung kepada masyarakat dengan langsung mendekatkan diri kepada Sang Pencipta agar hati kita merasa tenang dan damai” paparnya.
Imam masjid darurat shelter Gunung Bale Mozakir mengaku sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh PMI dan berharap langkah tersebut dapat menjadi pemicu untuk mengembalikan semangat, antusias, mendekatkan diri, dan lebih sabar dalam mendapatkan ujian akibat bencana alam. Ungkapan terima kasih ia berikan kepada PMI yang selalu ada mendampingi dan memberikan ragam kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakat.
Sarana mushola darurat yang dibangun di shelter Gunung Bale oleh PMI dilengkapi dengan perlengkapan ibadah seperti mukena, sajadah, iqro dan al Qur’an. Dengan demikian diharapkan dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai sarana untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Tania salah satu dari anak anak korban gempa yang tinggal di Shelter Gunung Bale sangat terharu dan larut dalam lantunan kalam illahi yang menggema membelah sunyinya malam. Dalam doanya bocah 12 tahun tersebut melangitkan pengharapan apa yang menimpa dirinya bersama kawan kawannya menjadi sebuah pembelajaran dari Sang Pencipta dan bahan introspeksi ke depan untuk lebih meningkatkan ketakwaan.
“ya Allah….. semoga ujian ini cepat berlalu” harapnya sambil berkaca kaca. (HQ)
—————