Semarnews.com || Palu – Gempa dan Tsunami yang menerjang wilayah Sulawesi Tengah menyisakan rasa trauma yang mendalam bagi para warga, khususnya warga yang terdampak. Demikian bagian hasil olah informasi dalam pendataan korban yang ada di Palang Merah Indonesia (PMI). Sebab itu, PMI terus bergerak melakukan pelayanan Psikososial Support Program (PSP) kepada korban gempa bumi di beberapa wiliayah terdampak Gempa dan Tsunami di Sulawesi Tengah.
Sebagaimana _release_ yang dikirmkan ke redaksi (8/10/2018), langkah ini dinilai perlu untuk memulihkan kondisi trauma psikologis warga setelah peristiwa Gempa yang disusul Tsunami pada 28 September 2018 lalu. Data yang dihimpun PMI menyebutkan, masyarakat terdampak tiga wilayah seperti Palu, Donggala, dan Sigi masih trauma, terlebih yang terjadi pada anak anak. Kondisi psikisnya menghawatirkan, memilih tidur di dalam tenda, dan harus rela meninggalkan bangku sekolah. Warga desa Sibado Kecamatan Sirenja Donggala misalkan, sedikitnya ada 500 Kepala Keluarga yang menempati pengungsian ini. Bahkan tidak sedikit di kampung ini sebagian warga masih ada yang bertahan di pegunungan akibat trauma kembali ke rumah masing masing.
Pitria (6) merupakan salah satu dari sekian banyak anak yang hampir sepuluh hari tinggal di pengungsian. Ia bersama keluarga masih takut kembali ke rumah. Kondisi yang ada memaksanya harus rela meninggalkan waktu belajar dan bermain, tinggal di pengungsian bersama ratusan anak lainnya. Saat mendapatkan layanan PSP, Pitria mengaku sangat senang bisa bermain bersama dengan kakak-kakak relawan PMI di pengungsian. Belajar, menggambar, serta bermain bersama para relawan PMI membuatnya seolah menemukan kembali dunianya yang hilang. Meski permainan sederhana seperti bermain petak umpet, bermain bola, Pitria tampak ceria dan mengakui merasa senang.
Menjelaskan hal tersebut, Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Pusat, Arifin M Hadi mengatakan, PMI telah melakukan _trauma healing_ untuk kelompok rentan sesuai dengan hasil kaji cepat (Rapid Assesment) yang sebelumnya telah dilakukan tim PSP PMI. Hal ini sesuai arahan dan instruksi langsung ketua Umum PMI, Jusuf Kalla untuk mengerahkan sumber daya PMI yang ada.
Lebih lanjut Arifin mengungkapkan, dukungan tim PSP PMI telah melakukan kegiatan _play theraphy_ dengan berbagai bentuk kegiatan. Misalnya bernyanyi bersama, menggambar, dan bershalawat bersama. Tujuan utamanya agar anak-anak menemukan kembali keceriaan. Layanan PSP PMI ini, ungkap Arifin, adalah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan psikososial individu maupun masyarakat. Harapannya agar tetap berfungsi optimal pada saat mengalami krisis dalam situasi bencana.
Sementara, Kepala Sub Tanggap Darurat dan Pemulihan PMI Pusat, Ridwan S Carman menerangkan layanan yang ada, “saat ini PMI terus melakukan pelayanan terpadu, dari mulai pelayanan dukungan psikososial (PSP),” Ridwan, “layanan kesehatan, distribusi logistik, dan tidak kalah pentingnya yang kita fokuskan hari ini adalah pelayanan distribusi air bersih dan penyediaan sanitasi dari tim Water, Sanitation and Hygiene (WASH),” tandasnya.
Selain itu, tambah Ridwan, posko layanan pemulihan hubungan keluarga / Restoring Familiy Link (RFL) masih terus dibuka. Baik secara online melalui laman laman/website familylinks.icrc.org/indonesia atau datang secara langsung ke Posko PMI di Markas PMI Kota Palu, Jl. R.A Kartini No.20, Kota Palu, Sulawesi Tengah. (HQ)
—————