Media Jendela Dunia – Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini
Berita  

Pesona Mistik Mbah Ranem; Leluhur Tokoh-Tokoh Mitologi Ngaliyan

foto:kepoan.com
Sebelumnya mohon maaf, tulisan ini seratus persen ngawag tak berbobot sama sekali. Tulisan ini cuma reaksi spontan dari komentar sahabat ngeProf yang setia memperhatikan situs abal-abal ini dari meja kerjanya di kabupaten Madiun Jawa Timur.
Saking setianya, sahabat yang satu ini bikin komentar agak pedes “kok ngeprof berubah jadi situs berita…??!!” gara-gara up-date-an ngeprof soal rembug warga Ngaliyanmenanggapi perkara kecelakaan.
Sekarang saya harus bilang tidak pada(hal) berita. Ini demi marwah ngeProf sebagai situs abal-abal bin ngawur penuh dengan hoax dan selalu menampilkan apdetan-apdetan yang dramatis.
Terkait dengan apdetan rembug warga itu saya harus jelaskan di sini. Tulisan singkat itu hanya ingin membuktikan betapa Ngaliyan adalah wilayah yang memiliki pesona mistik tak terbantahkan.
Kita buktikan hipotesa itu di sini. Wahai kalian para pemuda-pemudi yang suka boncengan di sekitaran jalan Ngaliyan-Boja, terutama ruas jalan Pengilon-Silayur, coba perhatikan dengan seksama. Betapa dua tahun terakhir ini kecelakaan di sekitar jalan itu begitu sering, tak terkontrol. Kalian pemuda-pemudi yang suka boncengan sambil pelukan udah pernah kecelakaan belum? Kalo belum silahkan mencelakakan diri di antara kalian berdua.
Kecelakaan-kecelakaan itu terjadi, menurut warga asli Ngaliyan tujuh turunan delapan tanjakan, karena ada hantu arwah gentayangan yang bernama Mbah Ranem. Awal 70-an, Mbah Ranem semasa hidup adalah seorang gadis kembang di antara para penghuni SK. Dia jadi langganan banyak orang, dan di antara banyak pelanggan itu saling berebut.
Kemudian ada seorang pelanggan yang akhirnya jatuh cinta sama Mbah Ranem, seorang pelanggan ini namanya Mbah Naga. Singkat cerita cinta Mbah Naga ditolak oleh Mbah Ranem. Karena bagi Mbah Ranem, kalo dia sampai terikat cinta dengan seorang pelanggan dia bakalan gak laku lagi.
Cinta ditolak pisau terkibas, itulah yang dilakukan Mbah Naga. Dia membunuh Mbah Ranem karena penolakan cintanya. Kepala Mbah Ranem dipotong dan tubuhnya dibuang di rawa kali pengilon yang sekarang sudah jadi perumahan Permata Puri. Maka jangan heran, Perumahan Permata Puri terutama yang rumahnya dibantaran kali Pengilon sering sekali dihinggapi hawa gak enak… (apanya yang gak enak…??)
Sampai sekarang kepala Mbah Ranem belum diketemukan.
Arwah Mbah Ranem gentayangan mencari Mbah Naga yang telah mbunuh dia. Akhirnya Mbah Naga mati kecelakaan saat melintas di jalan Ngaliyan, kabarnya sih dibunuh hantu Mbah Ranem itu.
Nah dari situlah setiap ada tragedi kecelakaan di ruas jalan Pengilon-Silayur selalu dikaitkan dengan keterlibatan Mbah Ranem. Termasuk Mbah Naga yang juga gentayangan mencari gadis cantik yang suka meluk-meluk erat cowoknya kalo boncengan.
Ngaliyan 70-an jangan dibandingkan dengan Ngaliyan sekarang. Dulu Ngaliyan bagaikan kota mati. Menurut warga asli Ngaliyan, jangankan kawasan industri atau mini-market, pasar tradisional aja gak ada.
Jangan bandingkan juga jalanannya yang sekarang penuh sesak dengan mobil dan motor. Dulu, ada orang jalan kaki lewat aja udah lumayan. Rumah-rumah, gedung-gedung, pergudangan, Industri. Kecuali IAIN WS (sekarang UIN WS) yang baru berdiri tahun 1970 dan mahasiswanya beberapa glintir.
Jaman dulu rumah-rumah antar warga Ngaliyan renggang banget, tetangga paling deket jaraknya 100 meter.
Mitos Mbah Ranem dan Mbah Naga masih bertahan sampai sekarang. Malahan mereka melahirkan beberapa tokoh mitologi Ngaliyan yang bikin Ngaliyan selalu gonjang-ganjing. Kampus UIN WS yang awal pendiriannya berdekatan dengan tragedi Mbah Ranem udah memunculkan tuahnya.

Seseram apapun Mbah Ranem kita patut berterima kasih. Tanpa dia tak akan lahir tokoh mitologi yang saya sebutkan di atas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *