Semarnews.com || Semarang – Ketua Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (SAPMA PP), Arya Setya Novanto menilai Gerakan Tigapuluh September (Gestapu) merupakan momen yang penting untuk menguatkan komitmen para kader dalam meneguhkan Indonesia dengan menjaga Pancasila dengan mendalami dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
“Pada tiap tanggal 30 September 2018 Sapma PP Kota Semarang aktif memperingati peristiwa yang cukup bersejarah di indonesia yaitu, G30S / PKI,” kata Arya saat dimintai keterangan persnya (01/10/2018)
Menurutnya, peristiwa bersejarah tersebut sangat mencuri perhatian masyarakat indonesia bahkan dunia karena banyaknya korban. Selain itu terjadi ketegangan dalam kurun waktu yang lama. Bahkan, hingga kini banyak pihak yang terus menggali fakta sejarah tersebut untuk kepentingan pendidikan dan sejarah.
Dikatakan, Sapma PP Kota Semarang dalam memperingati peristiwa sejarah tersebut dengan mengadakan diskusi dan renungan dengan harapan agar para kader penerus perjuangan bangsa, khususnya Sapma PP Kota Semarang harus mampu memaknai secara mendalam dan bisa bersikap kritis terhadap isu-isu yang terus berkembang di masyarakat, baik dulu maupun sekarang. Kader Sapma, kata Arya, harus kritis menanggapi isu terkini, khususnya terkait peristiwa G 30 S / PKI
Menekankan hal serupa, Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila (PP) Kota Semarang, Joko Santoso menegaskan, Pemuda Pancasila harus mempunyai komitmen untuk mengamankan dan mengamalkan Pancasila. Hari Kesaktian Pancasila, kata Joko, merupakan momen kita sebagai generasi muda yang mempunyai kewajiban untuk mengenang perjuangan para pahlawan revolusi yang telah merelakan jiwa raganya demi tegaknya dasar dan ideologi pancasila.
“Kita tidak rela paham komunis ada dan berkembang di Negara yang kita cintai”, tegas Joko, “Pemuda Pancasila akan menjadi garda terdepan dalam membela ideologi negara,” lanjutnya. Dia berharap renungan yang dilakukan tidak sebatas seremonial, “dan refleksi yang dilaksanakan oleh Sapma PP jangan hanya seremonial semata, tetapi benar benar dihayati dan dilakukan dalam bentuk perilaku berbangsa dan bernegara di setiap langkah kita,” tandasnya. (HQ)
—————