semarnews.com || Semarang – Peran santri bagi bangsa ini tak terbantahkan lagi. Namun bagaimana di era yang mementingkan pendidikan formal ini demikian menggejolak? Forum Silaturahmi Santri Nusantara Universitas PGRI Semarang bersama Robithoh Ma’ahid Islamiyyah (RMI) Nahdlatul Ulama (NU) Kota Semarang membincangkan hal ini di Aula lantai 3 gedung (PWNU) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah, Kamis (25/10/2018).
“Santri memiliki peranan penting dalam menjalani aktivitas kuliah, kalau kita lihat banyak alumni pondok pesantren yang melanjutkan pendidikan formal di perguruan tinggi namun melupakan identitasnya sebagai santri,” kata K Agus Ramadhon, “Harapan saya semoga para santri yang sedang melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi tidak canggung untuk meneguhkan jatidirinya sebagai santri,” imbuhnya.
Lebih lanjut, pengasuh Ponpes Durroti Aswaja Gunungpati kota Semarang ini mengajak para santri untuk menguasai literasi media sosial agar menjadi santri milineal yang mampu menjawab tantangan zaman dan menangkal serangan ideologi Radikalisme yang marak menyasar kalangan mahasiswa melalui media sosial. Hal ini sangat penting sebagai bekal kita untuk menghindari hoax yang membanjiri media sosial saat ini.
Sedikit berbeda, K. Muhammad Aniq Khoirul Basyar lebih menekankan mengenai peran santri yang sedang menjalani aktivitas di perguruan tinggi. Hal ini berlaku dalam perkuliahan maupun organisasi.
“Sudah saatnya santri menunjukkan identitas dirinya sebagai santri,” ujarnya, “tidak perlu malu-malu mengakui identitasnya sebagai santri yang diidentikan sebagai kaum yang kolot dan tertinggal,” tandasnya. Sebab, menurut Pengasuh Ponpes Rumah Kegiatan Singosari ini, nuansa akademik di perguruan tinggi sejatinya mengadopsi budaya akademik di pondok pesantren.
Persatuan santri dengan kejelasan jati dirinya diharapkan memberikan nuansa baru dalam dunia aktifis mahasiswa, memberikan warna dan nuansa tersendiri dalam wahana yang ada.
“forum seperti ini seharusnya menjadi momentum guyub bersama para santri untuk meneguhkan jatidiri dan peran sertanya untuk membuat acara-acara yang bermanfaat di lingkup perguruan tinggi,” terangnya. (HQ)
semarnews.com || Semarang – Peran santri bagi bangsa ini tak terbantahkan lagi. Namun bagaimana di era yang mementingkan pendidikan formal ini demikian menggejolak? Forum Silaturahmi Santri Nusantara Universitas PGRI Semarang bersama Robithoh Ma’ahid Islamiyyah (RMI) Nahdlatul Ulama (NU) Kota Semarang membincangkan hal ini di Aula lantai 3 gedung (PWNU) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah, Kamis (25/10/2018).
“Santri memiliki peranan penting dalam menjalani aktivitas kuliah, kalau kita lihat banyak alumni pondok pesantren yang melanjutkan pendidikan formal di perguruan tinggi namun melupakan identitasnya sebagai santri,” kata K Agus Ramadhon, “Harapan saya semoga para santri yang sedang melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi tidak canggung untuk meneguhkan jatidirinya sebagai santri,” imbuhnya.
Lebih lanjut, pengasuh Ponpes Durroti Aswaja Gunungpati kota Semarang ini mengajak para santri untuk menguasai literasi media sosial agar menjadi santri milineal yang mampu menjawab tantangan zaman dan menangkal serangan ideologi Radikalisme yang marak menyasar kalangan mahasiswa melalui media sosial. Hal ini sangat penting sebagai bekal kita untuk menghindari hoax yang membanjiri media sosial saat ini.
Sedikit berbeda, K. Muhammad Aniq Khoirul Basyar lebih menekankan mengenai peran santri yang sedang menjalani aktivitas di perguruan tinggi. Hal ini berlaku dalam perkuliahan maupun organisasi.
“Sudah saatnya santri menunjukkan identitas dirinya sebagai santri,” ujarnya, “tidak perlu malu-malu mengakui identitasnya sebagai santri yang diidentikan sebagai kaum yang kolot dan tertinggal,” tandasnya. Sebab, menurut Pengasuh Ponpes Rumah Kegiatan Singosari ini, nuansa akademik di perguruan tinggi sejatinya mengadopsi budaya akademik di pondok pesantren.
Persatuan santri dengan kejelasan jati dirinya diharapkan memberikan nuansa baru dalam dunia aktifis mahasiswa, memberikan warna dan nuansa tersendiri dalam wahana yang ada.
“forum seperti ini seharusnya menjadi momentum guyub bersama para santri untuk meneguhkan jatidiri dan peran sertanya untuk membuat acara-acara yang bermanfaat di lingkup perguruan tinggi,” terangnya. (HQ)
—————