Hampir satu tahun sejak diumumkan adanya suatu wabah yang menggemparkan dunia, bahkan tidak hanya negara Indonesia pun terkena imbasnya. Informasi tersebut bukanlah sebatas kabar biasa, akan tetapi suatu informasi yang berdampak luar biasa terhadap segala sendi kehidupan kita sebagai manusia. Salah satunya adalah sektor pendidikan yang tidak luput dari wabah tersebut. Pertanyaannya kemudian, apa yang sebenarnya dibawa oleh informasi atau wabah tersebut, sehingga hampir segala sektor kehidupan manusia terkendala?
Masyarakat internasional menjuluki wabah tersebut dengan sebutan “Covid-19/Virus Corona”. Wabah ini pertama kali ditemukan di negara China, hingga negara Indonesia yang pada awalnya secara “gagah” menyatakan aman, kemudian mengumumkan sebagian warganya terjangkit wabah tersebut. Hal ini secara langsung membawa efek serta dampak yang luar biasa, bahkan seperti dinamit yang meledak seketika di tengah-tengah masyarakat. Sebab, wabah atau virus tersebut terindikasi dengan mudah menular di antara manusia, yang mengakibatkan kematian.
Realitas tersebut di atas, “memaksa” pemerintah Indonesia untuk berpikir sejenak dan menyiapkan berbagai langkah serta kebijakan, sebagai bentuk antisipasi pemerintah Indonesia terhadap warganya. Salah satunya, ialah “mewajibkan” masyarakat untuk menggunakan pelindung wajah (masker) dan lain-lain, serta menghimbau masyarakat untuk “jaga-jarak” dan menghindari kerumunan. Karena, virus Corona mudah untuk tersebar melalui kontak langsung (jabat tangan).
Tidak berhenti di situ, kebijakan pun berlanjut serta berkembang sangat pesat dengan bertambahnya masyarakat yang menjadi korban virus Corona. Kali ini segala sektor aktivitas dilakukan di rumah, salah satunya ialah sekolah. Kegiatan belajar-mengajar yang dari awal melalui tatap muka, bertemu, bercengkrama di sekolah, belajar kelompok dan lain-lain, dilakukan melalui pembelajaran secara daring atau online.
Adakah dampak dari kebijakan tersebut di atas?
Pertanyaan tersebut kiranya merupakan sebuah keniscayaan, jika tidak membawa dampak tersendiri. Karena, secara otomatis pembelajaran di rumah secara online memberikan peran serta pengawasan tersendiri bagi orang tua terhadap anak-anaknya dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Kiranya dapat kita bayangkan bersama, bagaimana peran orang tua menjadi sentral. Belum lagi jika ada tugas yang harus dikerjakan oleh anaknya. Dilematis dan memang sangat memilukan bagi dunia pendidikan. Karena, di satu sisi orang tua “wajib” mendampingi anaknya dalam pembelajaran, akan tetapi di sisi yang lain para orang tua dihadapkan pada sebuah pekerjaan dalam bidangnya masing-masing untuk menafkahi keluarganya.
Hati, perasaan serta pikiran seakan dipacu oleh dua bidang yang “harus” dilakukan, serta dijalani oleh para orang tua secara bersamaan. Bidang pertama terkait dengan pekerjaan, di bidang yang lain yakni terkait dengan pembelajaran. Dua bidang yang tentunya berbeda tersebut menguras energi serta pikiran di setiap waktunya. Namun, hal ini bukanlah tanpa solusi. Karena, seperti yang ditulis oleh media Kompas, bahwa menurut Badan Penelitian, Pengembangan dan Perbukuan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, terdapat beberapa langkah terkait dengan peran orang tua dalam pembelajaran online, yaitu; belajar dengan aman, semangat belajar dan komunikasi.
Penciptaan lingkungan belajar yang santai serta aman menjadi salah satu kunci kesuksesan dalam proses belajar mengajar anak di rumah secara online. Tidak hanya itu, perlu kiranya dibarengi dengan semangat belajar yang kuat, serta komunikasi intens dengan guru mata pelajaran (Dinas Pendidikan). Dengan langkah tersebut, maka pembelajaran di rumah secara online setidaknya akan memberikan sebuah “karakter” pembelajaran terhadap anak. Bahwa, belajar dimanapun, kapanpun dengan media apapun, bernilai “sama”, yang membedakan kiranya hanyalah sebuah “kesungguhan atau kegigihan” yang berpengaruh terhadap proses kegiatan belajar mengajar.
Dengan tetap menjalani proses kehidupan, serta mendukung setiap peraturan dari yang punya wewenang kebijakan, kiranya musibah ini cepat berlalu dan kehidupan normal akan kembali di negeri kita tercinta. Siswa-siswi melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan para guru yang selalu dinantikan dan dirindukan, para orang tua kembali ke dalam sebuah aktivitas pekerjaan mulia untuk menjamin kelangsungan kehidupan keluarganya. Kita sebagai bangsa yang besar harus selalu bahu-membahu menghadapi segala rintangan yang datang dan dalam keadaan atau kondisi apapun dunia pendidikan selalu hidup dengan segala keterbaasannya, seperti halnya dalam masa pandemi. Karena sejatinya NKRI adalah harga mati. Wallahu Alam bi As Showab……
Penulis : Ulil Hamam KKN-MDR IPMAFA