SemarNews.com | Semarang – Dinas Sosial Kota Semarang terus memberikan bekal dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas Tim Penjangkauan Dinsos (TPD) yang belakangan ini banyak disoroti sepak terjangnya. Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan perhatian serius dari Pemerintah Kota Semarang.
Seusai kegiatan, Kasie TSPO (Tuna Sosial dan Perdagangan Orang), Anggie Ardhitia mengatakan, pelatihan yang diadakan di Hotel Grand Saraswati, Jalan Singosari Raya 81 A, Kota Semarang diharapkan membuat kinerja TPD lebih hebat.
“Adanya pelatihan peningkatan kapasitas TPD ini supaya relawan-relawan yang ada di Dinas Sosial bisa bergerak lebih hebat,” kata Anggie, “Jadi setiap ada aduan harus segera direspon,” sambungnya.
Respon cepat yang dilakukan TPD ditargetkan lebih cepat dari yang telah ditentukan oleh Walikota Semarang. “Kalau dari Pak Wali sendiri mengatakan maksimal 5 hari harus sudah ditangani, dan praktik dalam pelaksanaannya di Dinas Sosial maksimal 2 jam tim (TPD) harus sudah sampai lokasi untuk bisa menentukan bagaimana langkah selanjutnya,” ujarnya.
Anggie melanjutkan, respon cepat tersebut sesuai pada porsi dan kerja sama lintas OPD (organisasi perangkat daerah) maupun swasta yang bekerja sama dengan Pemkot Semarang. “Kami, Dinsos, menyesuaikan tagline ‘Bergerak Bersama’. Seperti yang disampaikan Bu Kadin (Kepala Dinas Sosial) tadi, semua laporan kita respon dan koordinasikan dengan pihak terkait,” terangnya.
Pelatihan tadi, kata Anggie, diharap membuat TPD lebih percaya diri, dan lebih tahu aturan Undang-undang dan prosedur yang berlaku sehingga kinerja Dinsos jelas dalam berusaha mengurangi permasalahan sosial, khususnya Anjal (anak jalanan) dan PGOT (Pengemis, Gelandangan dan Orang Terlantar).
“Selama ini ada oknum-oknum, yayasan-yayasan yang mengatakan anak-anak di jalanan tidak boleh diambil (razia). Nah, tadi dari Polertabes Semarang sudah menyatakan anak di jalanan boleh diambil (dirazia) Dinas Sosial,” ungkapnya.
Sedangkan dari provinsi berharap, sambungnya, pada kabupaten/kota agar bisa membangun shelter-shelter sementara untuk menampung, melakukan assesmen PMKS (penyandang masalah kesejahteraan sosial) dari PSK (pekerja seks komersil), anak jalanan dan lain-lain agar bisa merujuk panti-panti yang ada di provinsi.
Salah satu narasumber kegiatan, Pius Heru Priyanto, Dosen Psikologi dari Unika Soegijopranoto Semarang mengatakan, motivasi yang ada dalam diri relawan dinas sosial luar biasa. “Ternyata motivasi mereka bukan untuk mencari uang. Tapi bagaimana mereka bisa membahagiakan orang lain, yaitu perilaku menolong,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut ia menerangkan tentang motivasi yang benar dalam kegiatan sosial, meningkatkan performa para relawan Dinsos agar motivasi itu tetap terjaga dan memantabkan motivasi yang ada pada diri relawan. (HQ)
—————