Media Jendela Dunia – Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini
Berita  

PEMUDA KOTA SEMARANG SIAP MENJADI GARDA TERDEPAN MENGAWAL NKRI.

Semarang. 31 Mei 2018 DPD KNPI Kota Semarang menggandeng semua elemen kepemudaan di Kota Semarang menyelenggarakan Dialog Keagamaan dan doa kebangsaan untuk mengenang arwah korban teroris yg terjadi beberapa minggu yang lalu. Dalam dialog keagamaan tersebut KNPI Kota Semarang mengangkat Tema Pemuda menjadi Garda depan untuk mengawal NKRI dari faham radikalisme.

Hal in disampaikan oleh Ketua Panitia Syaiful Fahmi alasan mengangkat tema ini adalah “dengan dasar maraknya ancaman radikalisme di negara indonesia dan membuat resah masyarakat, hal in tugas generasi muda untuk mengawal NKRI yg telah di perjuangkan oleh para pendiri bangsa ini dengan mengorbankan jiwa raga untuk kemerdekaan bangsa in. Tegas ketua panitia.

Dialog ini diselenggarakan di hotel siliwangi ruang kresna bekerjasama dengan pemerintah Kota semarang, dalam kerjasama kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian antara pemuda dan pemerintah kota Semarang Terhadap Nilai Nilai Kemerdekaan dan menjaga bangsa Kita dari teror faham apapun, disampaikan Ketua DPD KNPI Kota Semarang ” maraknya teror yg dilakukan oleh teroris beberapa waktu yg lalu menjadi pukulan berat pagi generasi muda pada saat ini. Karna para pendiri bangsa kita sdah menitipkan bangsa ini kepada kita selaku generasi muda, KNPI dan OKP Se kota Semarang “( di hadiri Semua elemen OKP)” akan menjadi garda terdepan untuk menjaga NKRI Dari faham Apapun, Khususnya di Kota Semarang lebih luas di Negara Indonesia ini jangan sampai terulang kembali klw perlu jiwa dan raga ini siap menjadi taruhanya” ungkap Choirul Awaludin yg di sapa Ketua Awal. Imbuhnya lagi “dari sebelum adanya teror dan sampai sekarang DPD KNPI kota Semarang sdah melakukan aksi pencegahan faham radikalisme dengan menggandeng Okp. bem. Siswa dan pihak terkain seperti FKPT jateng”.

Kegiatan dialog keagamaan kamis dini hari ini di hadiri Bpak. Isdiyanto Kepala Kesbangpol Kota Semarang selaku mewakili Walikota Semarang berpesan ” Pemerintah Kota Semarang memberikan Apresiasi kepada KNPI Kota Semarang dan OKP Se-Kota Semarang akan bentuk pengabdian selama in dalam mengawal NKRI, hal in sangat membantu pemerintah di tengah kerisauan teror yang terjadi selama ini” tegasnya.

Kegiatan dialog keagaam ini disertai dengan doa kebaangsaan yang di ikuti seluruh elemen OKP se Kota Semarang untuk mengenang para korban bom kemaren.

 Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber yang ahli di bidangnya yaitu 1. Dr. Drs. H. Budiyanto. SH. M. HUM. Selaku Ketua FKPT Jawa tengah dan 2. Prof. Dr. Pdt. Tjahjadi Nugroho. Dipandu oleh H. AM. JUMAI selaku Ketua FKSB kota Semarang.

Ketua NBB (Nusantara Bangkit Bersatu), Prof. Dr. Pdt. Tjahjadi Nugroho.  Selaku narasumber Dalam kesempatan tersebut, dia menegaskan bahwa teroris ini sejatinya perilaku kolaps, atau bangkrut. Karena itulah tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa menciptakan rasa takut dan aksi teror. Untuk itu, dia berharap para pemuda meneguhkan Iman, menguatkan karakter bangsa, dan memiliki bekal ilmu yang bermanfaat bagi bangsa. Organisasi teror ini bukan Organisasi agama dan bukan berlandaskan agama, kata Tjahjadi, hanya mengatasnamakan Agama.

Tjahjadi berpendapat, IKI (Iman, Karakter, dan Ilmu) adalah bekal bagi pemuda saat ini dalam melawan radikalisme-terorisme. Pendidikan agama mesti dengan pemaknaan yang betul. Dan disampaikan oleh Dr. Drs. H Budiyanto. SH. M.HUM. Selaku Ketua FKPT jateng mengungkapkan secara de facto, nilai-nilai Pancasila telah ada sejak ratusan dan bahkan ribuan tahun sebelum Negara ini terbentuk. Para pendiri bangsa ini berusaha menggali nilai-nilai tersebut sebagai rumusan dasar Negara, dan secara de jure Pancasila disepakati sebagai ideologi, dasar bangsa Indonesia. Bangsa ini sudah menyadari, dan menghayati tentang ketuhanan sebelum Agama-agama muncul di Indonesia. Hal ini, menurutnya, menunjukkan pada hakikatnya bangsa Indonesia sebagai bangsa yang religius, bangsa bijaksana yang mengerti nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, permusyawaratan, dan keadilan sosial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *