SEMARNEWS.COM | SEMARANG – Awalnya, tidak ada yang mengetahui siapa Ngadimin,77, warga warga Dusun Krandon Rt4/6 Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan ini. Setelah kisahnya viral di media sosial, sosok Ngadimin ternyata salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam kemerdekaan bangsa Indonesia.
Yah, Ngadimin adalah salah satu contoh pahlawan kemerdekaan yang terlupakan. Relawan yang ikut berjuang di masa kemerdekaan di Irian Barat ini, hidup sebatang kara dengan berbagai kekurangannya.
Ngadimin memang belum tercatat sebagai anggota Veteran meski ikut berjuang melawan penjajah. Hal itu karena Ngadimin enggan mengurus berbagai persyaratan untuk mendapat gelar veteran itu.
Hasilnya, Ngadimin sehari-hari hidup dalam kesengsaraan. Kisah Ngadimin kemudian viral setelah diunggah oleh Aini’e Irawan di akun facebooknya pada Minggu (24/11). Postingan yang dimention ke akun Ganjar itu menggambarkan bagaimana kehidupan Ngadimin yang jauh dari kata layak.
Bak gayung bersambut, postingan Aini’e itu langsung mendapat respon orang nomor satu di Jawa Tengah. Ganjar kemudian memerintahkan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) setempat untuk menindaklanjuti. Dalam waktu beberapa jam saja, persoalan itu sudah selesai ditangani.
Ganjar kemudian memposting hasil tindaklanjut atas laporan masyarakat itu melalui akun instagramnya pada Selasa (26/11). Dalam akun itu, Ganjar menunjukkan foto Ngadimin yang telah didampingi petugas yang telah menindaklanjuti laporan itu. Foto Ngadimin tampak semangat, dengan tatapan mata tajam dan tangan yang terkepal ke muka.
“Beliau ini sudah berumur 77 tahun. Turut berjuang dalam pembebasan Irian Barat. Sedari kecil kita sudah diajarkan ‘Jangan Sekali-Sekali Meninggalkan Sejarah’. Jasmerah!. Bapak Ngadimin adalah salah satu dari sekian tokoh yang berjasa pada Republik ini. Mulai hari ini, beliau menerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Sehat,” tulis Ganjar dalam caption foto itu.
Selain itu, Ganjar juga mengabarkan bahwa kawan-kawan Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Grobogan sedang mengurus agar Ngadimin mendapat piagam veteran. Tujuannya agar setiap bulan, Ngadimin dapat menerima tunjangan.
“Kawan-kawan di Grobogan juga telah bergerak dengan merenovasi kediaman beliau dengan biaya Rp25 juta, dan memberi bekal sembako dan tali asih,” tambahnya.
Di akhir captionnya itu, Ganjar mengajak seluruh generasi muda untuk peduli terhadap para pejuang yang memerdekakan bangsa Indonesia.
“Setiap hela napas beliau adalah doa terbaik bagi kita, generasi penerusnya untuk membangun republik ini,” pungkasnya.
Sontak saja, postingan Ganjar itu langsung dihujani komentar netijen. Hingga berita ini ditulis, postingan Ganjar tentang Ngadimin telah disukai oleh 23.534 netijen dan mendapat 419 komentar.
Sebagian besar komentar netijen mengapresiasi tindakan cepat Ganjar dalam merespon persoalan. Meski hanya melalui medsos, namun laporan masyarakat itu ditindaklanjuti dengan baik.
“Maturnuwun pak Gubernur @ganjar_pranowo (terimakasih pak Gubernur), bapak sampun mihaki pak Ngadiman supados pikantuk bebingah (bapak telah membantu pak Ngadiman agar mendapat kebahagiaan). Mugi-mugi sedaya veteran saget dipun sejahteraken nggih pak, maturnuwun (semoga semua veteran dapat disejahterakan ya pak. Terimakasih),” cuit akun @faishal_budhi_mukhtar.
Beberapa akun juga mengapresiasi gerak cepat Ganjar dalam menyelesaikan persoalan itu.
“Alhamdulillah, fast respon,” cuit akun @umierch.
“Keren banget lu pak, salut dan selalu bangga terhadap sikap cepat dan reaksi pak Ganjar,” timpal akun @kacamata16ilir.
Bukan kali ini saja Ganjar menyelesaikan berbagai persoalan dan aduan masyarakat melalui media sosial. Beberapa kasus mulai kemiskinan, pendidikan, sosial dan lainnya yang dilaporkan masyarakat Jateng melalui medsos ke Ganjar, langsung ditindaklanjuti dengan tuntas.
Masih ingat kasus Raka Ardana Gunawan,15, bocah Salatiga yang tidak dapat melanjutkan sekolah karena persoalan biaya. Kisah bocah yang hidup sebatang kara karena ditinggal mati ibunya dan ayahnya menikah lagi itu viral di media sosial. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo yang dimention langsung memerintahkan Dinas Sosial untuk menindaklanjuti, hingga akhirnya saat ini Raka bisa bersekolah lagi.
Ada pula kisah nenek Kusnari, 83, warga Jepara yang puluhan tahun tinggal di lorong antara dua rumah tetangganya. Setelah kisah nenek Kusnari diupload ke media sosial dan dimention ke Ganjar, Ganjar langsung mendatangi lokasi itu dan membuatkan rumah sederhana bagi nenek Kusnari. (HQ)