SEMARANG II SemarNews.com – Masih ingatkah dengan Riyanto? Ya, sosok pemuda gagah berani yang juga anggota Banser dari Kabupaten Mojokerto itu tewas karena mendekap bom di Gereja Mojokerto saat perayaan Misa Natal. Hari ini tepat 18 tahun pejuang kerukunan umat beragama itu meninggal. Melansir dari Surya.co.ID hingga berita ini ditulis, pelaksanaan ibadah Natal di tanah air relatif berjalan lancar tanpa adanya gangguan. Lancarnya pelaksanaan ibadah Natal tentu tak lepas dari peran aparat keamanan yang mengamankan ibadah Natal.
Pengamanan tidak hanya dilakukan oleh Polri, tetapi juga oleh elemen lain yang ikut mengamankan Natal seperti Banser Nahdlatul Ulama (NU). Berbicara tentang peran Banser dalam pengamanan Natal, sebagian masyarakat mungkin akan ingat dengan jasa salah seorang anggota Banser NU Mojokerto bernama Riyanto. Riyanto meninggal pada 24 Desember 2000 lalu saat mengamankan ibadah Natal. Kisah Riyanto kembali dikenang dan diceritakan oleh akun GP Ansor Jawa Timur. Seperti apa fakta-fakta dan cerita tentang Riyanto?
Berikut ini rangkumannya:
1. Meninggal karena mendekap bom. Pada 24 Desember 2000, Riyanto bersama petugas pengamanan gereja dan polsek menemukan bungkusan mencurigakan di dalam gereja Eben Haezar, Mojokerto. Riyanto memberanikan diri membuka bungkusan tersebut dan ternyata bungkusan itu adalah bom. Tiba-tiba terlihat percikan api dari dalam bungkusan. Riyanto dengan sigap berteriak: Tiarap!. Riyanto berusaha membuang bom keluar dari gereja agar tidak meledak di dalam gereja yang saat itu penuh jemaat Natal. Bom dilempar keluar oleh Riyanton ke tempat sampah tapi terpental. Riyanto ini dengan cepat mengambil kembali bom itu untuk dibuang lebih jauh lagi dari gereja. Namun, bom keburu meledak dan meledak di pelukan pemuda NU berusia 25 tahun ini. Anggota Banser NU ini meninggal dunia di tempat dengan kondisi jari-jari dan wajah yang menyedihkan. Riyanto meninggal lantaran mendekap bom yang ia bawa keluar dari gereja. Sahabat Riyanto adalah seorang yg pemberani (berjiwa patriotik), walaupun tahu bahwa bom adalah benda berbahaya, tanpa ragu diambilnya, didekap dan dibawa lari keluar Gereja, walaupun pada akhirnya “Blaaarrr” bom itu meledak.
2. Namanya dijadikan sebagai nama jalan di Kota Mojokerto. Untuk mengenang jasa Riyanto, namanya dibuat sebagai nama jalan di Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Bahkan pemerintah Kota Mojokerto juga membangun gapura megah di Jalan Riyanto.
3. Haul kematiannya dihadiri Gus Dur. Dalam peringatan 5 tahun meninggalnya Riyanto di Mojokerto, Gus Dur hadir untuk mendoakan dan mengenang almarhum Riyanto. Tidak hanya Gus Dur, haul itu juga dihadiri penyanyi kenamaan Franky Sahilatua.
4. Diberi gelar Pejuang Kerukunan Umat Beragama. Setahun lalu, Ketua Umum PP GP Ansor memberi gelar Pejuang Kerukunan Umat Beragama’ untuk sahabat Riyanto. (HW-)
—————