Foto Repro: ngeProf.com |
Bayern Munchen, tim yang menguasai dunia persepak bolaan Jerman dan diasuh oleh pelatih legendaris –Pep Guardiola- sukses mengalahkan tim kuda hitam asal dunia persepak bolaan Spanyol, Atletico Madrid dengan skor 2-1 pada leg kedua semi-final Liga Champion.
Meski menang, namun tetap saja Munchen tidak berhak lolos karena kalah agresifitas gol tandang dari Atletico -ingat, pada leg pertama di Spanyol, Atletico menang 1-0 lewat kaki Saul Nigues yang menggocek bola seperti Messi sebelum menceploskan bola ke gawang Neuer- yang sudah menjadi aturan perundangan FIFA. Menyakitkan toh? Menang tapi tidak bisa lolos.. hehe
Poin menarik yang perlu digaris bawahi , dicetak tebal maupun dicetak miring sebagai hukuman untuk Pep Guardiola karena gagal mengantar Munchen ke final adalah kerelaannya untuk dibunuh. Ya, hal itu disampaikan sendiri oleh Guardiola sewaktu konferensi pers sebelum pertandingan melawan Borussia Moenchengladbach pada Sabtu (30/4/2016). Nah lho.. modiaar po ra kowe? J
Mendengar janji yang diumbar oleh Guiardiola tersebut, penulis jadi teringat pada janji-janji serupa yang pernah diumbar oleh para politisi negara ini, sebut saja Anas Urbaningrum yang rela digantung di Monas jika terbukti korupsi, Amien Rais yang rela jalan kaki Yogya-Jakarta jika Jokowi menang pemilu, M. Taufiq yang rela terjun dari Monas jika Teman Ahok bisa mengumpulkan minimal KTP untuk pencalonan Ahok sebagai gubernur dan yang terbaru kerelaan Haji Lulung diiris kupingnya jika Ahok berani menggugat BPK dalam kasus audit pembelian lahan untuk rumah sakit Sumber Waras. Kok ngeri yo janji-janjine.. ingat lho, janji adalah hutang yang harus dibayar..Wkwkwk
Kembali ke tema tentang pembunuhan Guardiola. Andai saja masih berlaku aturan yang menyebutkan bahwa kehormatan seorang pria terletak pada janji yang diucapkan, tentu saja setelah 90+5 menit pertandingan dan Munchen dipastikan tidak lolos ke final, Guardiola harus menyerahkan nyawanya kepada fans setia Munchen dan akan terjadi adegan mengerikan seperti dalam film Spartacus, dimana para Gladiator yang kalah bertarung harus dipenggal ditengah-tengah gelanggang. Ingat.. mulutmu adalah harimaumu.
Akibatnya mengerikan bukan? Allianz Arena akan menjadi saksi bisu dipenggalnya seorang pelatih pelatih legendaris yang hanya mampu bersinar di level internasional bersama Barcelona tapi gagal di tim lain. Maklum kalau komennya seksis, sebab penulis adalah pendukung setia Chelsea. #KTBFFH J
Namun yang menjadi pertanyaan adalah, “siapa yang rela melumuri tangannya dengan darah untuk membunuh Guardiola? Siapa yang mau mendekam dipenjara karena terlibat pembunuhan seorang pelatih legendaris sekelas Guardiola?
Jika ada yang berminat, silahkan hubungi admin www.ngeprof.comagar segera ditindak lanjuti. Sekian J