Para peserta berfoto bersama seusai pembukaan Konferensi PMR Se-Jateng di Markas PMI Jateng, Sambiroto-Semarang |
Semarnews.com || Semarang – Palang Merah Indoensia (PMI) Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Konferensi Palang Merah Remaja (PMR) tingkat Wira (SMA, SMK, MA) di aula Markas PMI Jateng, Jalan Arumsari, Sambiroto, Tembalang, Kota Semarang. Ketua Bidang Penanggulangan Bencana dan Relawan Sarwa Pramana membuka kegiatan bertema ‘Relawan Muda Peduli Sesama dan Peduli lingkungan’ menekankan karakter yang mesti dibangun oleh para kader insan palang merah, tadi siang (14/08).
“Sebagai remaja dan anggota PMR, harus selalu bersih, sehat, peduli, kreatif, bisa bekerjasama, bersahabat, ceria dan selalu mengasah kepemimpinan,” kata Sarwa di hadapan 35 peserta Konferensi perwakilan anggota PMR dari 35 kabupaten-kota di Jawa Tengah.
Sarwa mengingatkan, sebagai calon pemimpin masa depan, remaja harus selalu mengikuti perkembangan dan tidak meninggalkan budaya Jawa, yang mengedepankan sopan-santun, “Calon pemimpin masa depan, tidak hanya cukup punya bekal pengetahuan dan keahlian saja, namun juga harus memahami kearifan lokal maupun budaya setempat. Satu daerah dengan daerah lain, tentu memiliki ragam Bahasa dan cara tersendiri, sehingga menghargai budaya masyarakat merupakan hal penting bagi calon pemimpin,” terang Sarwa yang juga Kalakhar BPBD Jawa Tengah.
Gunawan Permadi, Pengurus Bidang Relawan PMI Jateng yang juga menjadi narasumber konferensi, mengingatkan bahwa menggunakan media sosial harus beretika dan sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
“Media sosial sangat mudah digunakan dan sangat cepat penyebaran informasinya, sehingga saring informasi yang didapat sebelum sharing atau menyebarkannya,” ingat Gunawan yang juga Pemimpin Redaksi Koran Suara Merdeka.
Ketua Bidang PB & Relawan PMI Jateng Sarwa Pramana (tengah) didampingi Gunawan Permadi (kanan) dan Dwi Handoko (kiri) saat membuka Konferensi PMR Se-Jateng di Markas PMI Jateng, Sambiroto-Semarang. |
Pembinaan generasi muda berkarakter menjadi program kerja tahunan PMI Jawa Tengah diharapkan membentuk generasi yang bijak dalam media sosial. Sehingga, saat terjadi bencana, informasi dari media sosial lebih cepat tersebar daripada koran maupun saluran berita lainnya dalam koridor citizen jurnalisme. “Kita harus hati-hati dalam ber-media sosial, jangan sampai menjadikan keresahan, misal ada info banjir atau gempa, bila tidak detail dan jelas sumbernya, jangan disebarkan. Harus bijak menyikapi kondisi dan gunakan media sosial untuk memperkuat informasinya, misal tentang kebutuhan yang diperlukan maupun hal lainny yang bersifat positi dan membantu,” turur Gunawan menjelaskan.
Ditambahkan, konferensi yang menurut schedule berakhir Kamis (16/08) mendatang memberikan bekal tentang penggunaan dan etika bermedia sosial, jurnalistik remaja, dan pengenalan lingkungan dalam sekup sekolah sungai sebagai sajian materi pengembangan pengetahuan mereka. (HQ)