foto:pojoksatu.id |
Assalamu’alaikum jama’ah. Ada berita mengejutkan nih dari KeLamHari (Kementrian Dalam Negeri, maksudnya…). Di lembaga negara yang paling sibuk ngurusi dapur negara, ada sabotase luar biasa hebat tak termaafkan yang dilakukan stafnya. Njenengan-njenengan udah taulah kesalahannya apa. Apah korupsi? Bukan, bukan korupsi. Itu mah udah mainstream, gak asik lagi. Yang di lakukan stafnya itu menyabotase sistem per-undang-undangan kelembagaan (maksudnya nulis alamat surat undangan). Nah, dalam salah satu tujuan undangan yang dibuat staff itu adalah Komisi Perlindungan Korupsi, sebuah lembaga rahasia yang gak pernah muncul kepublik. Kalo disingkat sih mirip kayak KPK yang pernah dipimpin Abraham Samad.
Nah, gara-gara undangan itu, pimpinan KeLamHari yang suka pake wig itu ngamuk-ngamuk. Staff yang jenjang pendidikannya dirahasiakan itu dipecat dengan tidak terhormat tanpa pesangon dan jangan berharap THR buat lebaran. Wuih, tumben teges banget sama penyusup yang nyabotase sistem, biasanya kalo ada CIA atau FBI masuk dibiarin aja, malah disumonggoaken lan disekecaaken…hehe
Ceritanya, KeLamHari mau bikin kegiatan semacam bela negara tapi gak pake baris-berbaris. Pak menteri KeLamHari mau ngetes semua peserta undangan terkait dengan rasa nasionalismenya. Nah baru aja bikin undangan, ternyata ada staff yang ujug-ujug nulis tujuannya ke Komisi Perlindungan Korupsi. Tujuannya apa? Ya biar lembaga ini diakui negara lah. Lho buat apa? Ya buat menegaskan bahwa pejabat-pejabat negara yang setia dengan sila ke-5 pancagila (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Keluarga Pejabat dan Wakil Rakyat) itu punya legitimasi perlindungan hukum. Selama ini kemana hati nurani kita? Ada lembaga sehebat ini sama sekali gak pernah dilirik, jangankan dilirik, dipikirin aja enggak…
Ini kita udah bicara soal ketahanan negara lho ya. Dan yang paling merepresentasikan ketahanan negara ya stabilitas tiap-tiap lembaga negara. Jangan sampai ada satupun lembaga negara yang disusupi intel, apalagi intel dari gunung rizki atau adira, bisa berabe. Masa nasib negara berakhir di kepalan tukang pukul rentenir. Ya gak papa sih, negara ini kan utangnya emang banyak, daripada rakyatnya jadi agunan bank, mending perang sama debt colector. #oops keceplosan…hehe
Kambali kesoal sabotase, menurut saya sabotase ini gak masalah kalo masih dalam intensitas wajar, yaitu setiap kali ada berita-berita cekeremen kayak kanaikan harga sembako dan molornya pembangunan infrastruktur, isu-isu hot terkait perang intelejen dalam hal surat-menyurat perlu diboomingkan. Biar masyarakat sadar bahwa negara kita adalah salah satu negara yang paling banyak diintai intelejen. Pentingkah? Penting, ha wong semakin besar intensitas pengintaian intelejen di suatu negara maka semakin tinggi”harga diri” negara itu. Artinya negara kita negara hebat… mantap kan…
Lah tapi soal pertahanan dari serangan intel-intel itu gimana? Ah, gak usah dipikirin, sekalian aja perang intelejen itu diblow-up besar-besaran biar persis sama James bond.
Begitulah kita ini. Sering banget bikin gegeran tanpa alasan, seiring dengan bertumbuhnya kelas nge-hitsdan ngehek di Indonesia…hehe