SEMARANG II Semarnews.com- Sudah sepatutnya kekuasaan maupun jabatan yang dimiliki setiap pemimpin harus digunakan secara amanah. Bahkan, manfaat dari kekuasaan tersebut harus bermuara kepada kemaslahatan umat. Hal itu diungkapkan putri almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Qotrunnada Muawaroh Wahida saat kegiatan Roadshow Satu Dekade Haul Gus Dur di Auditorium Ir Widjatmoko Universitas Semarang (USM), Jalan Arteri Soekarno-Hatta Semarang, kemarin.
“Ini yang perlu dicontoh para pemimpin negeri kita, bahwa kekuasaan dan jabatan itu harus benar-benar berdasar kepada kemaslahatan ummat,” kata Alissa Wahid, sapaan akrabnya.
Menurut Alissa ada beberapa tauladan Gus Dur yang dapat diambil oleh masyarakat, salah satunya tentang sikap dan komitmen Gus Dur dalam menjaga amanah rakyat. Putri sulung Presiden ke-4 Republik Indonesia ini bercerita, pada suatu ketika, dirinya sedang membutuhkan sepeda motor untuk operasional penyusunan skripsi. Kemudian, Alissa meminta Gus Dur untuk membelikan sepeda motor.
“Pak, mbok aku dibelikan sepeda motor untuk mempermudah dalam penelitian. Kemudian Gus Dur menjawab, aku tidak punya uang nduk,” kata Alissa mengenang cerita tersebut.
Mendapat jawaban seperti itu, seakan Alissa tidak percaya. Lantas Alissa memberitahu bahwa ada uang di laci yang cukup untuk membeli sepeda motor baru.
“Kemudian Gus Dur menjawab nduk, itu bukan uang bapak, tapi uang rakyat. Amanah dari rakyat yang untuk digunakan kepentingan rakyat,” ujar Alissa menambahkan.
Roadshow Satu Dekade Haul Gus Dur ke 10 kota di Indonesia mengangkat tema Ngaji Budaya dan Kebangsaan. Roadshow sendiri dimulai sejak Januari sampai Maret 2020. Selain digelar di Kota Semarang, Roadshow Satu Dekade Haul Gus Dur juga dilaksanakan di beberapa kota di Indonesia seperti, Cirebon, Mojokerto, Pasuruan (Januari 2020).
Kemudian, Makassar, Gorontalo, Manado, Yogyakarta, Semarang, dan Kebumen (Februari 2020). Selanjutnya, Sumenep (Maret 2020). Pada kesempatan itu, Gusdurian Kota Semarang menggandeng sekitar 28 lembaga. Mereka terdiri dari Pemerintah Kota Semarang, organisasi masyarakat, lembaga wadaya masyarakat, organisasi kemahasiswaan dan kampus USM sebagai tuan rumah serta sejumlah pihak lainnya. Selain itu, acara juga dimeriahkan oleh komunitas santri dalanan yang menampilkan rebana dan tari sufi.
Kemudian, panggung teatrikal puisi yang dibawakan oleh seniman Luqni-an Nairi. Sekitar 350 an orang hadir di acara itu. Selain itu, turut hadir sejumlah tokoh dari berbagai macam unsur di Kota Semarang seperti, ulama, umara, aparat serta tokoh lintas agama. Pada kesempatan itu juga diluncurkan Gusdurian Peduli Kota Semarang dengan simbolik pemukulan gong sebanyak 10 kali sebagai tanda satu dekade haul Gus Dur.
Gusdurian sendiri merupakan wadah pergumulan berbagai kalangan masyarakat. Organisasi ini merujuk kepada penerus perjuangan dan pemikiran almarhum Gus Dur. (HW-)