SEMARANG – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Jawa Tengah, H. Musta’in Ahmad, SH, MH Bersama Ketua Umum Pimpinan Wilayah (PW) Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia (PRIMA DMI) Jawa Tengah Ahsan Fauzi dan Pimpinan Ketiga Remaja Masjid Agung Semarang/Jawa Tengah, yakni; Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (RISMA JT), Ikatan Pemuda dan Remaja Masjid Raya Baiturrahman Jawa Tengah (IKAMABA) serta Ikatan Remaja Masjid Agung Semarang (KARISMA) Kauman melaunching gerakan moderasi beragama di lingkungan masjid bagi remaja masjid se-Jateng disela acara Ngobrol Online Perkara Islami (Ngopi) episode ke-23 dengan tema “Moderasi beragama bagi generasi milenial di era revolusi industri 4.0” di Aula MAJT dan live MAJT TV dan Radio DAIS 107.9 FM, Selasa (16/2) malam.
Launching gerakan moderasi beragama untuk kaum milineal tersebut ditandai dengan penyerahan bendera sang saka merah putih dari Kepala Kakanwil Kemenag Jateng Musta’in Ahmad diberikan kepada Ketua RISMA JT Adip Chusnul Ma’arif bersama perwakilan remaja masjid sebagai bukti simbol pesan estafet kepemimpinan dan menumbuhkan semangat patriotisme untuk kaum milineal. Musta’in Ahmad menuturkan, remaja harus memiliki wawasan keislaman yang luas dan wawasan kebangsaan yang tangguh. Menurutnya kedua hal tersebut harus berjalan beriringan, karena wawasan kebangsaan saja tanpa wawasan keagamaan yang kuat tidak akan maju, dengan wawasan agama saja tanpa dilandasi wawasan kebangsaan yang kuat bisa jadi justru ada kendala atau muncul persoalan baru; bisa pertikaian yang disebabkan pemahaman keagamaan tidak pas. “Kebhinekaan, kemajemukan adalah anugerah dari Allah SWT yang sejak awal kita terima. Maka, kita harus menghargai setiap perbedaan,” ucapnya.
Mantan Kepala Kantor Kemenag Kota Surakarta itu membeberkan tentang pentingnya kebhinekaan, dulu penduduk Yasrib yang berbhineka kedatangan Nabi Muhammad SAW dengan membawa suasana keislaman yang baik sehingga diterima, dari yang berbeda-beda tersebut hatinya terpaut menjadi satu. Hal tersebut yang dicopi oleh para pendahulu bangsa Indonesia, mereka yang datang dari berbagai suku, Aceh yang berbeda Medan, Sumatera yang berbeda dengan Kalimatan, Sulawesi, Padang, Ambon dan Jawa bersatu dalam Ke-Indonesian atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan Islam Rahmatal lil Aalamin (Islam membawa rahmat untuk semua alam). “Kita (Islam, red) memang mayoritas. Kita harus sebagai pengayom, kita harus tumbuh bersama dalam kesatuan bangsa. Jangan sampai kita bertikai, bertengkar karena beda pemahaman keagamaan,” tegasnya.
Ketua Umum PW PRIMA DMI Jateng, Ahsan Fauzi bersama pengurus dan perwakilan ketiga remaja Masjid Agung Jateng dan Semarang siap menggelorakan dan menyemaikan moderasi beragama di Masjid-masjid dan Mushola di Jawa Tengah. “Moderasi beragama harus ditanamkan sejak dini. Kita bertekad dan berkomitmen Masjid harus menjadi episentrum gerakan moderasi beragama,” ucapnya.
Pengurus Bidang Remaja PP MAJT itu menambahkan, pihaknya akan terus meneruskan gerakan ini ke Kabupaten/Kota Se-Jawa Tengah. “Jika kita (PW PRIMA DMI Jateng bersama tiga remaja Masjid Agung Jateng, red) sudah sepakat dan bergerak dengan Pak Kakanwil. Harapannya PD PRIMA DMI Kabupaten/Kota bersama Remaja Masjid Agung setempat bisa bergerak bersama dengan Kepala Kemenag Kota/Kabupaten setempat,” harapnya. (af/fth).