Foto : Jokowi (ilustrasi) |
JAKARTA II SemarNews.com – Keberhasilan kepemimpinan Presiden Joko Widodo dalam menjalankan roda pemerintahan tak bisa dilepaskan dari bagaimana ia memimpin keluarga kecilnya. Hal ini menjadi dasar yang kuat bagi Jokowi untuk memimpin Indonesia.
“Keluarga adalah hal yang paling inti dalam sebuah bangsa. Karena pada dasarnya, bangsa adalah keluarga besar,” kata Ketua Umum PPP Romahurmuziy di Jakarta Timur, beberapa hari yang lalu.
Pria yang akrab disapa Gus Romy ini menilai Jokowi punya kapasitas memimpin keluarganya. Dalam beberapa kesempatan, mantan Gubernur DKI Jakarta itu tampil bersama istri, anak, dan cucunya. Suasana akrab nampak natural dan tak dibuat-buat.
Kondisi seperti ini menggambarkan keharmonisan dari keluarga yang dipimpin Jokowi. Tak hanya itu, dari sisi kapasitas juga calon presiden nomor urut 01 itu terbukti mencetak bibit andal.
Romy melanjutkan, anak-anak Jokowi tak memanfaatkan posisi Jokowi untuk masuk ke pemerintahan atau hal berkonotasi negatif lain. Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi, menjadi pengusaha waralaba. Begitu pula dengan anak ketiganya, Kaesang Pengarep.
Dengan keberhasilan dan kemandirian anak-anaknya, tak heran jika Jokowi sukses memimpin Indonesia. “Bagaimana mau mengurus Indonesia kalau mengurus keluarga kecil saja tidak bisa,” ulas Romy.
Romy menyebut, dalam relasi antara ketua umum partai dengan petahana atau calon yang didukung, sifat Jokowi tak jauh berbeda dengan saat mengurus keluarga. Putra Boyolali itu memangkas jarak dan berdialog apa adanya, sehingga tak ada jarak saat berkomunikasi.
Jokowi dan Keluarga Jadi Sasaran Fitnah
Sementara itu, Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat, Muhammad Zainul Majdi, menilai Presiden Joko Widodo adalah presiden yang paling banyak dihina sepanjang kepemimpinannya.
Hinaan terhadap Jokowi, kata pria yang akrab disapa Tuan Guru Bajang alias TGB tersebut, juga menyasar keluarganya, bahkan sampai menyangkut hal inti kehormatan dan martabatnya. Namun dia berterus terang, Jokowi tetap istikamah bekerja membangun Indonesia.
“Jadi hobi [hinaan] bagi sebagian orang. Tapi, alhamdulillah yang kita saksikan bersama, walaupun fitnah tidak pernah putus, beliau tetap bekerja,” ulasnya Senin (14/1).
TGB menambahkan, tak meragukan sedikit pun integritas Jokowi, begitu pun kadar keislamannya, meski sebagian orang menganggapnya kurang saleh. “Ibadah beliau bukanlah [seperti] orang yang baru belajar syariat. Bukan santri, tak seperti thullab ma’had tentu,” katanya.
TGB mengetahui sendiri kapasitas kemusliman Jokowi, termasuk kalau diukur dari kefasihannya membaca Alquran. Jokowi, katanya, memang bukan muslim seperti santri yang menguasai khazanah keilmuan Islam, tetapi jelas muslim yang taat.
“Insya Allah beliau muslim yang baik. Bertahun-tahun dihina dianggap pura-pura, sampai akhirnya terjadi titik balik,” ujarnya.
Atas dasar itulah TGB juga tak meragukan kemampuan Jokowi memimpin Indonesia. Ia bercerita pengalaman selama sepuluh tahun menjadi gubernur NTB dan tentu saja tidak mudah. Apa lagi memimpin Indonesia, katanya, lebih tidak mudah lagi. (HW-)
—————