SEMARANG II SemarNews.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengapresiasi pendirian posko mudik lebaran 2019 yang dikelola GP Ansor-Banser dan jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Kota Semarang.
Sebab, selain bermanfaat bagi para pemudik yang melintasi Kota Semarang, posko bertajuk “Peduli Kasih” dari lintas agama ini bisa menjadi bukti bahwa Kota Semarang sangat menjunjung tinggi toleransi dan kebersaman.
“Simbolnya luar biasa, simbol kerukunan umat antar agama. Ada Ansor-Banser, ada Jemaat GKI. Perbedaan-perbedaan seperti ini yang kadang-kadang dijadikan persoalan, antar agama tidak akur, antar etnis tidak kompak,” ucapnya.
“Sekarang kita buktikan bahwa Kota Semarang harus menjadi pioner untuk menepis hal itu,” imbuh Hendi saat meresmikan posko mudik yang berlokasi di Kawasan Taman Kendalisodo, Jalan Sultan Agung (sebelah Akpol Semarang), kemarin.
Menurutnya, yang patut menjadi perhatian bersama jelang lebaran ini adalah persoalan kondusifitas. Di luar kota Semarang, kondusifitasnya sedikit tercabik-cabik, terutama di Kota Jakarta, sebagai dampak dari sebuah proses politik bernama Pemilu 2019.
Dirinya mengajak masyarakat untuk bersyukur, karena budaya di Kota Semarang sangat dinamis. “Kalau kemudian tidak kita rawat, ada yang mengedepankan ego, merasa mayoritas, maka bisa tidak kondusif lagi,” bebernya.
“Hari ini, di Kota Semarang khususnya, yang ada hanyalah ‘Sedulur Kota Semarang’. Tidak ada mayoritas, tidak ada minoritas. Semuanya sama rata,” tegasnya diikuti riuh tepuk tangan.
Sementara itu, Ketua GP Ansor Kota Semarang, Rahul Saiful Bahri mengungkapkan, posko lintas agama “Peduli Kasih” ini salah satu posko dari sembilan posko yang dibangun dalam rangka menyambut arus mudik.
“Posko ini berkat kerja sama dan huhungan toleransi yang baik antara Ansor dan GKI. Pak Rahmad (dari GKI) ajak, langsung saya terima. Ansor selalu bisa beker jasama untuk kebinekaan dan NKRI,” ungkapnya.
Rahul berharap, kegiatan ini sebagai bentuk tingginya nilai toleransi dan akan berkelanjutan di masa mendatang. “Kalau ini bisa berlanjut dengan baik maka negara kita, NKRI tidak terpecah belah,” harapnya.
Sementara itu, pendeta GKI Semarang Rahmat Paska Rajagukguk menambahkan, posko ini sudah menjadi tradisi setiap lebaran. “Ini sudah melakukan ini berulang kali. Terhitung ini merupakan yang ke-11 kalinya,” terangnya.
Yang membedakan, katanya, tahun ini tak hanya dikelola oleh jemaat GKI Semarang, tetapi dikelola bersama dengan GP Ansor-Banser.
“Baru kali ini kami kerja sama dalam hal pendirian dan pengelolaan posko mudik. Ini yang menjadi istimewa,” tegasnya.
Tujuan pendirian posko “Peduli Kasih” ini, katanya, murni sebagai gerakan kemanusian.
“Untuk menolong para pemudik yang kelelahan dalam perjalanan, khususnya bagi pemudik sepeda motor yang tidak bisa melalui jalur tol,” imbuhnya. (HW-)
—————