Media Jendela Dunia – Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini
Berita  

GKR Ayu Koes Indriyah; Jangan Benturkan Islam Dengan Budaya

SemarNews.com , Semarang – Melestarikan budaya sebuah bangsa membutuhkan proses dari berbagai sisi, baik dari sisi komunitas, natural maupun sisi politik. Hal inilah yang disuarakan GKR Ayu Koes Indriyah selama menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di semua forum yang diikuti.

“Bangsa Jawa ojo ilang Jawane. Wong Jawa kudu tetep dadi tuan rumah. Tidak tergerus arus globalisasi, tapi modernisasi menjadikan alat untuk menduniakan Jawa,” tuturnya dalam sosialisasi di Tugurejo Tugu Kota Semarang, Sabtu (6/4/2019) pagi

Lebih lanjut Gusti Ayu, sapaan akrabnya, menegaskan hal tersebut yang selalu ia suarakan baik di dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan, Gusti Ayu turut memberikan kritik atas menjamurnya Arabisasi yang muncul belakangan ini. Menurutnya, penyebaran agama Islam sejak Mataram Islam diperjuangkan para leluhur bangsa Jawa dengan budaya Jawa, bukan dengan budaya Arab.

Oleh karena itu, Gusti Ayu berpesan agar agama jangan dibenturkan dengan budaya. “Mitoni musyrik, tumpengan musyrik. Ampun percaya,” tegasnya.

Gusti Ayu menerangkan keluhuran budaya Jawa tampak dari banyak hal, bahkan untuk berkomunikasi diatur sedemikian rupa. “Mila budaya Jawa menika adhuluhung, ngendhikan mawon diatur dengan trap-trapan. (Maka, budaya Jawa merupakan budaya luhur, bahkan untuk berbicara juga diatur dalam bentuk tingkatan,red),” terangnya.

Selain memberikan orasi budaya, Gusti Ayu juga memberikan sosialisasi untuk mensukseskan pemilihan umum dengan menggunakan hak pilih dengan baik, memberikan pemahaman tentang DPD, tugas dan tanggungjawabnya. “Tugas utama DPD niku memberi masukan, pertimbangan, dan membahas,” ujarnya.

Dalam rapat dewan, kata Gusti Ayu, saya memperjuangkan budaya, termasuk di bidang pendidikan agar bahasa Jawa tetap mendapatkan porsi yang sesuai di sekolah.

Dalam kesempatan tersebut, Gusti Ayu mengajak warga untuk terus mengajarkan bahasa, dan tata krama kepada anak cucu sebagai bekal hidup. “Milo kawula nyuwun dumateng para ibu tetep kersa milang putra wayahe, (Maka saya minta kepada para ibu untuk tetap bersedia mengajar anak cucu,red), pintanya. (HQ)
—————

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *