SemarNews.com || Batang – Perempuan sejatinya memiliki banyak bakat yang dapat ditampilkan di ruang publik. Bakat yang dimiliki kerap tenggelam oleh rutinitas harian sebagai ibu rumah tangga. Melalui lomba Senam Islam Nusantara dan rebana, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang menegaskan perempuan layak tampil dan memiliki peran di ruang publik.
“Lomba ini (Senam Islam Nusantara dan Rebana) memang sudah direncanakan dalam program kerja Fatayat,” kata Ketua Fatayat NU PAC Bawang, CH. Imroatun sa’adah SHI, seusai kegiatan di Komplek Gedung Aswaja Center Bawang, Jalan Sunan Bonang No. 57, Bawang, Batang, Selasa (5/2/2019), “hal ini juga bukti nyata kita (Fatayat) sebagai organisasi yang turut berperan serta dalam perbaikan terhadap emansipasi wanita,” imbuhnya.
Menurutnya, kegiatan yang didasari dengan penuh keikhlasan dan semangat pengabdian bagi negara yang sedang dalam pembangunan ini sangat diperlukan, sekaligus memberikan sedikit inovasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Utamanya terhadap perkembangan budaya.
“Secara sederhana, ini bentuk pengabdian kami (Fatayat) untuk bangsa dan negara. Kegiatan yang bernuansa mengukuhkan ideologi kebangsaan menjaga keutuhan NKRI dengan cara nguri-uri budaya lokal,” ungkapnya.
Dengan terealisasinya kegiatan tersebut, ia berharap, para kader Fayatat NU semakin bersemangat dalam berjuang demi agama, nusa dan bangsa sebagaimana diajarkan oleh para Ulama pendiri NU.
“Semoga dengan diadakannya kegiatan ini, mampu menambah ghiroh atau semangat juang bagi fatayat NU kecamatan bawang khususnya untuk tetap teguh menjaga dan meneruskan perjuangan serta amanat para ulama pendahulu kita,” tuturnya.
Ketua Majlis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Bawang, Kiai Maskur memberikan apresiasi para ibu muda yang memperkenalkan senam Islam Nusantara. Ia menilai hal tersebut sebagai langkah yang harus didukung dan terus dipertahankan.
“Ini langkah bagus dalam upaya mengenalkan Senam Nusantara kepada warga NU, khususnya di komunitas ibu-ibu muda melalui lomba senam,” kata Maskur, “kegiatan ini merupakan langkah yang strategis dan tepat, di tengah euforia ibu-ibu yang sedang trend ikut senam aerobik di desa-desa. Disamping itu juga bisa lebih menyehatkan ibu-ibu,” paparnya.
Maskur menambahkan, lomba rebana merupakan ikhtiyar untuk menghidupkan kembali seni rebana di kalangan ibu-ibu kampung yang sudah hampir punah, sekaligus menyalurkan hoby seni bermusik. Lebih dari itu, dia juga menilai sebagai sesuatu yang menarik minat anak-anak muda, khususnya perempuan agar tertarik bergabung dengan kegiatan Fatayat NU. (HQ)
—————