Semakin maju perkembangan ilmu dan pengetahuan dalam bidang teknologi, semakin maju pula kompetisinya dikalangan elektronik. Kiranya dalam kurun waktu 20-50 tahunan yang lalu alat komunikasi adalah hal yang paling awam ditelinga, bahkan hanya orang-orang tertentu yang memilikinya, semacam “big bos” misalnya.
Dominasi tekhnologi-informasi mulai terrasa semenjak bergulirnya reformasi, bahkan menjelma sebagai kebutuhan primer. Contohnya saja HP, sekarang benda itu sudah jadi pendamping manusia. Istilah “Nahwu”nya Mutta’adi (predikat hidup), kalimat fi’il yang tidak ada predikat fa’il maka kalimat itu tidak bermakna. Demikianpun HP, itu adalah Mutta’adi bagi manusia. Manusia tanpa HP, maka hidupnya tidak akan bermakna…hehe
Seiring berjalannya waktu, alat informasi tersebut tidak sebatas hanya dijadikan komunikasi saja, tapi juga bisa buat game, balajar, bekerja dan lain sebagainya.
Jika sang revolusioner Iran, ayatullah ruhullah khomaini mengatakan “saya sungguh-sungguh berharap evolusi manusia akan sampai pada titik puncak kejayaannya, yaitu: manusia akan dilanyani oleh mesin-mesin, dan bukan senapan-senapan, karena senapan bukan bersumber dari ilmu pengetahuan dan senapan tidak akan melayani manusia”.
Hp adalah bagian terkeciil akan kebutuhan manusia, yang memang seolah-olah kita tidak bisa terlepas hidup dari HP, HP seolah menjadi kebutuhan primer setelah makanan, bahkan bisa dikatakan “sebelum” makanan.
Jika HP dikatakan sebagai dasar kebutuhan primer, maka analoginya seperti ini: dalam hal ini penulis akan mencontohkan seorang buruh saat menggunakan alat komunikasi. Buruh itu (sekalipun orang miskin) dia akan tetap hidup dengan meminjam uang saudara atau kerabat sejawatnya dengan HP baik via telepon atau via SMS, contoh tersebut adalah alat informasi HP sebagai fungsi dalam kebutuhan.
Khusnuddzon saya (bahwa manusia indonesia itu cerdas-cerdas) sehingga penggunaan Hp tidak sebatas hanya buat SMS dan telpon saja, kecuali para orang tua yang gagap tekhnologi, adat yang tidak memperbolehkan menggunakan elektronik, orang tua melarang dan atau tidak mau membelikan HP.
Namun hal tersebut, saya rasa sangat kecil sekali, kemudian yang jadi titik tekan usnudzon saya lebih pada daya konsumtif masyarakatnya karena HP selalu menawarkan kebaruan-kebaruannya, tidak secara fungsi dang kebutuhannnya. Dilihat dari aspek-aspek kebaruan HP antara lain:
1. Awal kemunculan HP sebagai alat komunikasi jarak jauh,
2. Tambahan fungsi (kamera, vidio, music),
3. Black Berry Mesangers (BBM) sebagai identitas Black Barry (BB).
4. Kemudian BBM yang menjadi ciri khas BB dapat diambil Androit.
5. Selanjutnya androitpun muncul.
6. Karena kebanyakan androit sering low-bat maka munculah HP tahan lama versi androit juga. Sehinnga memunculkan daya tarik masyarakat untuk membeli HP tersebut.
Penulis akan memberikan pandangan yang berbeda; yang dilahirkan dari analisa dan kacamata sosio-cultural, Indonesia tanahnya subur, dengan melempar biji saja kita sudah hidup sedangkan di iran biji dilempar menjadi hangus, secara kualitas Bumi indonesia adalah negara yang mengedepankan hasil2 pertanian dan nelayan, secara budaya lebih mengedepankan “hubungan kemanusiaan dibandingkan dengan rasio”, maka tidak serta merta kita harus keseluruhan hidup kita dengan keseluruhan mesin, semisal kita membutuhkan mesin, kita harus menggunakan seminim mungkin atau bisa dikatakan sesuai dengan fungsinya saja.