Media Jendela Dunia – Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini
Berita  

FKPT Jateng Ungkap Klasifikasi Organ Teror

Semarnews.com | Blora – Ketua FKPT Jawa Tengah, Dr Drs Budiyanto SH MHum mengungkapkan klasifikasi organisasi teroris dalam Forum Komunikasi Ormas / LSM di D’Joglo Resto, jalan Jenderal Sudirman No.6, Bangkle, Kecamatan Blora Kota, Kabupaten Blora. Bertajuk ‘antisipasi gerakan radikalisme dan terorisme dalam menciptakan kondisifitas di Kabupaten Blora’ kegiatan yang diselenggarakan oleh Kesbangpol Kabupaten Blora, (17/07/2018)

“Gerakan Islam radikal di Indonesia pada dasarnya adalah aktifitas kolektif yang bertujuan mengubah struktur sosial dan tatanan nilai di masyarakat,” kata Budiyanto, “Kelompok gerakan Islam radikal di Indonesia dapat dikategorikan ke dalam 5 kelompok,” imbuhnya.

Budiyanto menyebutkan Islam radikal gagasan terdapat Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Jamaah Ikhwanul Muslimin Indonesia (JAMI), kelompok radikal non teroris terdiri dari Front Pembela Islam (FPI), dan Komite Indonesia untuk Dunia Islam (KISDI), kelompok radikal milisi Laskar Jihad, Forum Komunikasi Ahlus Sunnah Wal Jamaah (FKASWJ) dan Majlis Mujahidin Indonesia (MMI), dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Negara Islam Indonesia (NII) dalam kategori radikal sparatis, sedangkam Jamaah Islamiyyah, Ansorud Daulah dan sebagainya dalam kategori radikal teror.

Dalam kesempatan tersebut, Budiyanto mengungkapkan peran Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir yang mendirikan pesantren Al Mukmin di Ngruki dekat Solo pada awal 1970an. Pesantren yang diresmikan Mohamad Natsir pada gerakan selanjutnya menjadi embrio jaringan islam radikal (salafi) di Indonesia.

Budiyanto menerangkan perkembangan pola rekrutmen radikal-teror di Indonesia. Dari sekian banyak kasus terorisme yang terjadi di Indonesia, kata Budiyanto, terlihat adanya perubahan dan perkembangan dari pola ke pola yang lain. Transformasi institusi, ungkapnya, mengandung tingkat bahaya yang sangat serius dibandingkan dengan transformasi individu. Dari berbagai irisan yang ada, Budiyanto menilai adanya persamaan. Yakni, agenda dan perjuangan, mentoring kader dan sumber rekrutmen kader yang melibatkan para ustadz yang diidentifikasi sebagai tokoh dari kalangan JI.

Sementara, transformasi individual dari radikalis ke teroris merupakan bentuk gerakan sosial dengan berbagai cabang tanpa organisasi induk, terpecah-pecah dalam banyak cabang dan terjalin dalam jaringan organisasi induk dan cabang. (HQ.semarnews)———–

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *