Media Jendela Dunia – Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini
Berita  

Disowani KNPI Jateng, Ini Wejangan Ketua PW Muhammadiyah Jateng Untuk Pemuda.

FOTO BERSAMA : Pengurus DPD KNPI Jateng berfoto bersama dengan jajaran pengurus Muhammadiyah Jawa Tengah di kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jateng, Jalan Singosari No 33 Semarang, kemarin. (Foto.doc)


SemarNews.com || Semarang – Peran pemuda dalam era perjuangan kemerdekaan dan setelahnya memang berbeda. Merujuk pada kondisi terkini, Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Jawa Tengah, H. Tafsir, memberikan nasihat untuk generasi muda saat menerima kunjungan Ketua DPD KNPI Jateng, Tino Indra Wardono beserta jajarannya di Kantor PW Muhammadiyah Jateng, Jalan Singosari 33 Kota Semarang, Kamis (8/1/2018).

Menurutnya, hal yang sebaiknya dilakukan pemuda yaitu menggarap lima hal untuk pengembangan diri. Diantaranya, religiusitas, moralitas, intelektualitas, responsibilitas, dan profesionalitas. Menurutnya, praktik keberagamaan dalam kehidupan pemuda harus kuat dengan moralitas yang baik.

“Saat ini pemuda dihadapkan pada godaan yang beraneka rupa, termasuk godaan syahwat yang mengepung dari segala penjuru,” kata Tafsir di hadapan pengurus KNPI Jateng, “untuk itu pemuda perlu membentengi diri dengan akhlaq Karimah,” imbuhnya

Selain itu, intelektualitas yang dimiliki harus dikembangkan dengan kepekaan yang tinggi. Sehingga, pemuda dapat tampil sebagai pribadi yang profesional dan mengesankan. Diterangkan lebih lanjut, kondisi sosial maupun kebangsaan masyarakat membutuhkan peran pemuda. Ringkasnya, pemuda merupakan contoh dan masa depan bangsa ini.

Kepada para pengurus KNPI, Tafsir juga mengutip pemikir Islam, Muhammad Iqbal, yakni terdapat 3 tahapan perkembangan generasi, “Ada tiga tahapan perkembangan generasi, yaitu, pendiri, penikmat, dan perusak” ucapnya. Tafsir menerangkan generasi pendiri yang penuh dengan idealisme, “Generasi pendiri merupakan generasi yang penuh dengan idealisme dan semangat juang untuk mengembangkan bangunan sosial yang sudah dibuat pondasinya, ujarnya.

Selanjutnya, Tafsir menerangkan generasi penikmat. Generasi yang memiliki tugas tugas untuk melestarikan agar bisa dinikmati oleh generasi setelahnya, “Generasi penikmat ini menerima hasil kerja keras dari pendiri atau founder. Generasi ini harus menempa diri agar tidak larut atau hanyut dalam kemudahan yang dia dapatkan,” tuturnya.

Oleh sebab itu, kelalaian yang terjadi dalam generasi penikmat akan menghasilkan generasi perusak, “Jika terlena dengan kenikmatan yang diperoleh dan tidak mau menempa diri juga menyiapkan generasi pelanjut, maka dikhawatirkan akan muncul generasi berikutnya yang bersifat destruktif. Generasi instan yang dimanjakan dengan fasilitas dan kemudahan yang melenakan. Generasi yang susah bekerja keras dan tidak tegar dalam menghadapi hidup. Generasi mudah putus asa dan tidak bisa dikecewakan. Pada tahapan inilah eksistensi sebuah entitas sosial mulai terancam dan lama kelamaan mulai mengalami pelapukan dan korosi alam yang kemudian masuk pada fase “fantadlirus sa’ah” (tunggulah masa kehancuran,red),” lugasnya.

Memperhatikan hal tersebut, Tafsir menutup nasihatnya dengan mengungkapkan harapannya terhadap KNPI yang harus berperan dalam membanguan mental dan karakter pemuda Indonesia, “Maka KNPI harus bisa membangun mental dan karakter pemuda Indonesia dengan karakter kuat agar Indonesia tidak “punah” di tahun 2030,” pungkasnya.

Tino mengakui penyampaian Tafsir tersebut sesuai dengan harapannya. Menurut penuturannya, tujuan kunjungan tersebut membersamai para pengurus KNPI Jateng untuk mendapatkan arahan Tafsir, “Ini pas, karena tujuan sowan ini membersamai pengurus (KNPI Jateng,red) bersilaturahmi dan minta arahan serta nyuwun dungo barokah dari Kiai Tafsir,” ungkapnya. (HQ)
—————