Media Jendela Dunia – Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini
Berita  

Demo itu Barokah

Foto: Film Dibalik 98
 “Jarene sopo demo orak penak, jarene sopo demo orak manfaat, wong penake koyo ngene rasane”
Seperti itu sepenggal lirik dari lagu ciptaan Presiden RI (Reggae Indonesia) Bro Tony Q Rastarafara. Tentu lirik aslinya tidak seperti demikian, ada sedikit gubahan seperlunya demi kesesuaian dengan tulisan yang akan penulis buat. Mohon maaf Bro Tony, kalau penulis belum sempat mengirimkan surat izin menggubah lirik lagu. Mohon jangan dilaporkan atas tuduhan pelanggaran hak cipta.
Demonstrasi, mendengar kata tersebut orang sudah merasa ngeri, ngilu dan horny serta mungkin merinding disco. Bagi masyarakat sebangsa dan setanah air, demonstrasi selalu dikaitkan dengan hal-hal yang negatif seperti lempar-lemparan batu , perusakan fasilitas umum, bakar ban, blokade jalan raya dan adu jotos antara demonstran dengan aparat. Karena hal-hal negatif di atas, orang-orang benci dan menyebar kebencian pada demonstrasi.  Maka sepertinya perlu ada perubahan style dalam berdemo agar orang tidak alergi dengan demo. Semisal, dari bakar ban menjadi bakar sate, dari adu jotos menjadi adu panco, dari lempar batu menjadi lempar uang. Saatnya demonstran berhijrah! 
Dalam pandangan masyarakat umum, demonstrasi dan demonstran selalu disudutkan dan dihinakan. Demonstran  dianggap sebagai orang anarkis, sadis dan tidak romantis. Demonstrasi dianggap aktifitas tidak bermanfaat karena membuang waktu, tenaga, biaya dan pikiran secara sia-sia. Sungguh ini fitnah keji dan tidak berdasar! Karena penilaian negatif ini kemudian para demonstran dijauhi dalam pergaulan sehingga beberapa demonstran merana dalam kejombloan. Nasib lebih beruntung bagi demonstran yang hanya dikenai omelan dan potongan uang bulanan. Masih mujur juga bagi yang dikenai sanksi perkuliahan jika dibandingan derita demonstran yang dikucilkan dan merana dalam kesepian. Sebegitu jahatkah “Demo” hingga Ibu dan Bapak tidak mau menerima kehadiranmu? Malang benar nasibmu Mo!
Ada begitu banyak justifikasi negatif masyarakat pada demonstrasi dan demonstran, sehingga penulis khawatir kalau semua disebutkan bisa melebihi AMDAL PT Semen Indonesia. Penulis takut jika AMDAL tidak sesuai dengan fakta lapangan akan dimeja hijaukan di PTUN. Sungguh demi Tuhan, penulis tidak berniat mendirikan Pabrik Semen yang merusak lingkungan. Tetapi jangan khawatir bro, ada lebih banyak manfaat yang bisa kamu dapatkan dari berdemo. Penulis mendapatkan referensi langsung dari pelaku aksi, jadi shohih dan dapat dijadikan sebagai hujjah. Mari kita simak hal-hal bermanfaat yang bisa kamu dapatkan dari demonstrasi:
1     Masuk televisi dan koran gratis
    Siapa yang tidak mau masuk TV dan terkenal? Banyak orang rela berjuang mati-matian untuk bisa menjadi artis agar bisa tampil di layar kaca. Mulai dari setor uang hingga setor badan ke produser. Sudah begitu belum tentu pula jadi pemeran utama, paling-paling jadi pemeran figuran yang tayang 30 detik. Gak cucuk babar blas!
Tentu beda dengan nasib para demonstran, mereka tidak perlu casting, sogok-menyogok apalagi setor badan. Demonstran selalu masuk koran halaman depan. Maqam Demonstran sama dengan artis semacam Vino G. Bastian yang bolak balik masuk TV dan koran.
2.      Badan sehat, segar, dan bugar
     Kesehatan itu mahal harganya, begitu kata pepatah yang enggan disebut namannya.  Demi kesehatan orang meluangkan waktu  untuk berolahraga, atur pola makan dan check up rutin. Berdemo itu menyehatkan, jadi bagi yang ingin sehat tetapi tidak suka berolahraga atau mengatur pola makan solusinya adalah berdemo.  Anda akan diajak jogging ribuan meter di bawah panas terik matahari keliling Tugu Muda atau kadang Simpang Lima. Sesekali anda juga akan diajak lari-lari kalau kebetulan aksi dibubarkan paksa aparat polisi. Larilah yang kencang bro, kalau beruntung anda akan ditarik ikut Sea Games mewakili Indonesia.
3.  Bebas dari Razia Kendaraan
     Kalau biasanya kita takut dengan Razia Polisi Lalu Lintas karena surat menyurat kendaraan yang tidak lengkap. Hal itu tidak berlaku kalau kamu seorang demonstran, gak pakai helm, gak ada SIM/STNK, bonceng tiga langsung bablas saja. Ingat! Polisi takut dengan demonstran. Demonstran adalah raja jalanan kayak si Boy “Anak Jalanan”. Mana ada rombongan demonstran ditilang di jalan? 
4     Ngecengi Mas Pol dan Mbak Pol
    Demonstrasi tidak sebosan yang dibayangkan bro! Itu hanya omongan orang saja. Demonstrasi bisa jadi ajang cuci mata, lihat saja Polwan-polwan cantik yang berjaga. Tubuh tinggi sintal dan wajah ayu para polwan mampu mengalihkan dunia. Kalau beruntung, sesekali kamu akan bisa saling menyapa. Bagi demonstrawati bisa ngecengen Mas Pol yang ganteng, tinggi dan tegap seperti Tugu Muda. Pemandangan saat demo lebih asyik daripada saat kamu kuliah. 
5   Lokasi demo adalah tempat romantis
   Pernah nonton film “Dibalik 69” eh ralat “dibalik 98”. Disitu ada scene dimana demonstrawan dan demonstrawati saling jatuh cinta saat demonstrasi. Lokasi demo adalah tempat yang romantis bro! Bagi kamu yang mengajak pasangan berdemo, kamu bisa saling menyeka keringat, berbagi air minum, saling melindungi dari pukulan aparat. Bagi demonstran jomblo, barangkali kamu bisa menemukan cintamu di lokasi aksi. Semoga. 
Prof. Syafii pernah berpesan “Ingat! Demonstrasi terjadi bukan hanya karena ada niat dan tekad dari pelakunya, tetapi demonstrasi terjadi juga karena ada provokasi dan agitasi dari pihak lain. Maka berdemolah, berdemolah!”
Catatan Penting: Berdemo dapat menyebabkan keringetan, kaki pegal-pegal, suara serak, kepala pusing, kulit kehitaman, haus dan kelaparan.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *