Media Jendela Dunia – Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini
Berita  

Begini Nasib Lansia Terlantar Tanpa Keluarga

SemarNews.com | Semarang – Setiap manusia tentu mendambakan kesejahteraan di usia senjanya, bermain atau menimang cucu. Hal demikian rupanya tak dapat dialami Yami (65 tahun) dan Sutarwi (83 tahun). Keduanya harus menerima nasib yang tak diharapkan. Lebih dari itu, mereka hanya bisa berharap kepedulian dari lingkungan sekitarnya.

Salah satu anggota Tim Penjangkauan Dinsos (TPD), Kunti Septijarini Inasanti menindaklanjuti adanya laporan warga Jalan Taman Semeru, RT 5 RW IV, Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang dalam laporannya diterangkan bahwa di sebuah rumah kontrakan wilayah setempat terdapat 2 orang lansia dalam kondisi sakit tanpa ada keluarga.

“Awalnya dari laporan warga setempat,” kata perempuan yang biasa dipanggil Bu Ina, “ya, Tim (TOD) langsung turun untuk melihat kondisi lansia tersebut,” imbuhnya, (Selasa, 12/3/2019).

Setelah mendapati kondisi yang ada, TPD segera menghubungi pihak terkait untuk mendapatkan layanan medis yang sesuai.  “Karena tidak ada respon dari Mbah Yami dan hanya bisa mendengar rintihan Mbah Tarwi yang mengerang kesakitan, tim (TPD) langsung memanggil AH (Ambulan Hebat). Sambil menunggu AH, tim berusaha mengajak berkomunikasi tapi ternyata ketika memegang Mbah Yami ternyata sdh meninggal dunia dan sudah tercium bau busuk,” urainya.

Baca juga : Marak Kasus, Dinsos Semarang Sosialisasikan Pencegahan Trafficking

Dugaan Ina tepat, tim medis ambulan hebat yang tiba di lokasi menyatakan Yami meninggal dunia. “Setelah AH datang dan memeriksa, Mbah Yami langsung dinyatakan sudah meninggal dan tim AH membawa Mbah Sutarwi ke RS Kariadi karena kondisinya kritis,” terangnya.

Dari penelusuran yang dia lakukan, diketahui kedua lansia tersebut tidak memiliki keluarga. “Tim hanya mendapatkan KK sebagai dasar administrasi. Karena tidak ada keluarga, tim menyerahkan pemakaman Mbah Yami kepada pengurus RT setempat dan tim bersama AH membawa mbah Sutarwi. Sesampainya di RS ternyata Mbah Sutarwi mengidap sakit TB DOT dan langsung masuk ruang isolasi,” paparnya.

Kabid Rehabsos, Tri Waluyo saat dimintai keterangan mengungkapkan, pihaknya selalu berusaha mendukung program pemerintah, salah satunya dengan TPD. “Kami (Dinsos) mencoba memperkuat gerakan sosial melalui TPD,” ucapnya, “TPD ini memang kita bentuk, kita desain untuk tanggap dan merespon cepat persoalan-persoalan yang membutuhkan penanganan cepat, salah satunya ya seperti yang dilakukan Bu Ina,” sambungnya.

Tri melanjutkan, pihaknya selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk masyarakat. “Kami, Dinsos sebagai bagian dari pemerintah Kota Semarang harus berusaha memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Tentunya, ada banyak program yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun kita juga tidak bisa menutup mata terhadap realita demikian ini. Jadi ada langkah antisipasi, dan ada juga langkah penanggulangan,” jelasnya.
————— (HQ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *