SEMARANG –Aliansi Masyarakat Peduli Demokrasi (AMDI) menolak sekaligus mengecam seruan aksi people power yang telah tersebar ke berbagai penjuru. Seruan tersebut dinilai sudah mengarah pada upaya makar. Yakni ingin meruntuhkan kekuasaan yang sah.
Hal itu diungkapkan Erick Sugeng Hadiyanto selaku Koordinator Lapangan (Korlap) saat melakukan aksi di depan Gubernuran Jateng, bersamaan dengan Hari kebangkitan Nasional, Senin (20/5/2019) siang.
Menurutnya, AMDI akan terus mendukung kinerja KPU sebagai penyelenggara pemilu yang telah berjuang keras menyukseskan pesta demokrasi pada 17 April 2019 lalu. Apalagi mengingat tahun ini pemilu dilakukan secara serentak, sehingga lebih memforsir tenaga dan pikiran.
Dari kemarin kami selalu komitmen mendukung KPU. Kita harus bersabar, kita kembalikan ke tata aturan yang ada, bahwa KPU nanti akan memutuskan hasil pemilu pada tanggal 22. Jangan mau diprovokasi,” ungkapnya.
“Kami menolak dengan tegas seruan aksi people power. Itu malah bisa menjadi ke arah makar,” tegas Erick.
Di samping itu, pihaknya mengakui bahwa pemilu serentak telah mengalirkan banyak darah perjuangan dari masyarakat, utamanya adalah petugas KPPS. Sampai saat ini tercatat sekitar 527 KPPS meninggal dan 11.239 orang lainnya meninggal.
“Ironisnya lagi di tengah keadaan negara yang sedang berduka tersebut, para elite politik justru menjadikan pijakan atas kejadian ini untuk melanggengkan kekuasaan atau meruntuhkan kekuasaan yang sah dengan seruan aksi people power,” keluhnya.
Padahal, kata Erick, dalam undang-undang dasar jelas disebutkan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. Tidak selayaknya bertindak dengan memakai hukum rimba yang jelas-jelas akan menambah penderitaaan rakyat dan menambah konflik yang berkepanjangan.
Hal inilah yang menjadi keprihatinan mendalam dari AMDI. AMDI merupakan gabungan dari berbagai aliansi, ada Lindu Aji Kota Semarang, Naga Pesisir Semarang Utara, Aliansi Mahasiswa Semarang, dan Masyarakat Pesisir Semarang. (Al)
—————