SEMARNEWS.COM | SEMARANG – Gerakan Pemuda (GP) Ansor merupakan organisasi kepemudaan yang aktif dalam melakukan kaderisasi. Oleh karena itu Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Kota Semarang, Abdur Rahman mengatakan akan menata organisasi dengan memperhatikan distribusi kader.
“Selaku mandataris Konferenci Cabang Ansor ke-9, saya diamanahi untuk menata organisasi ini kedepan,” kata Abdur Rahman saat orientasi pertama bagi calon pengurus GP Ansor Kota Semarang masa khidmat 2022-2026 di Gedung Majlis Taklim Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang, Jum’at (2/2/2022) malam.
Sebelum menyampaikan gagasan tentang merawat dan distribusi kader, aktivis muda yang pernah menjabat sebagai ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Semarang ini mengingatkan pentingnya menjaga amanah dan menghindari berebut jabatan dalam organisasi.
“Kita diamanahi mengurus organisasi, bukan minta jabatan. Saya maju dalam Konfercab kemarin juga karena amanah, dorongan kuat dari para senior dan pengurus PAC (Pimpinan Anak Cabang),” ujarnya menegaskan.
Menurut dia, ketika seseorang menerima jabatan sebab mendapat amanah, maka organisasi akan berjalan dengan dinamis dan niat menjalankan khidmah organisasi akan menuai berkah. Dengan begitu, menjalani hidup sebagai aktivis juga mendapat berkah
- Sukses Gelar Liga Voli Antar Kelurahan, Mbak Ita Siap Gelar Voli Khusus Putri Antar Kecamatan
- Kemenangan di Ajang Porprov Jateng Bukan Tujuan
- Wagub Jateng Usul Program Insentif Guru Agama Bisa Diterapkan di Nasional
- Ganjar Bangga Dedikasi Kader PPKDB Jateng dalam Membantu Penanganan Stunting
- Ganjar Ajak Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia Rawat Kerukunan Indonesia
Santri Pesantren Al-Itqoon Bugen ini lantas menerangkan pentingnya Wakil Ketua Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dalam membantu kader, “Kalau ada kader yang belum bekerja, apalagi yang baru menikah tapi belum bekerja, bidang SDM inilah yang bertugas dengan berbagai pelatihan dari jejaring yang ada,” tandasnya.
“Kita harus memaksimalkan bagaimana distribusi kader. Mencarikan atau membuat pekerjaan, saya rasa ini sangat penting,” imbuhnya menegaskan.
Dalam kesempatan itu, Abdur Rahman juga meminta para kader yang akan menjadi pengurus untuk tidak sungkan menegur jika dirinya bersalah, “Saya bukan orang yang sempurna, pasti ada kekurangan dan kesalahan, maka saya siap diingatkan. Jika ada kesalahan maka tegurlah saya,” pintanya.
Penertiban lain yang dia gagas adalah soal kekompakan dan disiplin waktu dalam rapat maupun kegiatan. Karenanya dia meminta untuk memperkuat komunikasi, “Kalau memang tidak bisa hadir langsung konfirmasi, toleransi keterlambatan hanya 15 menit,” tegasnya.
Sementara Rais PCNU Kota Semarang, KH Hanief Ismail mengapresiasi gagasan tersebut. Dia berharap semangat aktualisasi tersebut terus berkelanjutan hingga berkhidmah di Nahdlatul Ulama (NU)
“Ansor ini kaderisasi akhir NU, Jadi kalau sudah selesai jadi NU, baik jadi pengurus atau tidak, maka harus jadi NU. Jadi orang NU itu tantangannya besar, sampai viral kalau mau menghancurkan Indonesia, hancurkan dulu NU. Tantangannya tidak sekedar isu bid’ah dan syirik,” ingatnya.
Menurutnya persaudaraan (ukhuwah) yang digagas oleh KH Hasyim Asy’ari tidak sebatas persaudaraan islam dan sesama warga NU, “Bersaudara itu tidak sebatas karena nasab, tapi karena sesama bani Adam. Pandangan Hasyim Asy’ari jauh ke depan,” ujarnya.
Oleh karena itu, Pengasuh Pesantren Raudlatul Qur’an an-Nasimiyah ini mewanti-wanti untuk menjaga persatuan dengan memperkuat konsolidasi organisasi, Al-quwwah bil-ittihad, wadh-dhaufu bil-iftiraq, “Kekuatan itu dengan persatuan dan kehancuran itu dengan perpecahan,” pesannya.
Kiai yang menjadi murid tarekah KH Munif Zuhri Girikusuma Demak ini juga mendukung gerakan pemberdayaan ekonomi kader Ansor. Bahkan dirinya meminta semua bidang untuk mendapatkan porsi perhatian, “Bidang sosial ekonomi kesehatan dan seluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia adalah tantangan kader NU,” pesannya.
“Kader Ansor juga harus memiliki maziyah, keterampilan. Mumpung masih muda, kalau bisa melanjutkan S3 lanjutkan, yang punya keterampilan di bidang ekonomi ya ditekuni. Jangan setengah-setengah,” sambungnya.
Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah masa KH Achmad ini kembali mewanti-wanti kaderisasi di Ansor dan terus melanjutkan khidmah mengurus organisasi NU, “Kaderisasi di Ansor harus diperkuat dan terus berkhidmah di NU, sehingga ketika aktif jadi pengurus NU tidak bisa menjadi tutor atau instruktur,” harapnya. (HQ)