Semarang, Ngeprof.com – Pada (11/10) kelompok umat muslim syiah sukses menyelenggarakan peringatan Asyura yakni 10 muharram di yayasan nuruts Tsaqolain, Semarang. Agenda ini dilaksanakan untuk memperingati wafatnya cucu nabi Husein, dalam sejarah islam dimana ada pertengkaran antara istri nabi Aisyah dan Ali bin Abi Tholib keponakan Nabi Muhammad SAW. Husein adalah salah satu anak dari ali bin abi tholib merupakan salah satu cucu nabi yang terbunuh di perang saudara tersebut. Kelompok syiah dalam hal ini memperingati kematian cucu nabi tersebut.
Agenda ini berlangsung dengan hikmat dan dihadiri sekitar 1000 umat muslim syiah dari berbagai daerah di jawa tengah. Dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Umat Islam Syi’ah khidmat menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Bagimu Negeri |
kemudian bercerita tentang perjalanan sejarah cucu Nabi dan diakhiri dengan menyanyikan lagu Bagimu Negeri.
Agenda ini sudah sering diperingati selama 15 tahun terakhir. Awal mulanya agenda ini akan dilangsungkan di Gedung Pusat Kesenian Jawa Tengah di PRPP Semarang, namun sebelum pelaksanaan hari H berlangsung Ormas-ormas islam garis keras menggelar aksi di PRPP dan meminta untuk membatalkan agenda kelompok umat muslim Syiah dengan alasan melanggar akidah.
Akhirnya dari pihak tempat, secara sepihak membatalkan peminjaman tempat di PRPP untuk penyelenggaraan Asy-Syura sehingga kelompok umat muslim syiah berpindah tempat ke daerah kawasan Kalicilik (Boom Lama), Layur, Semarang Utara di dekat Statiun Tawang. Sempat tarik ulur audiensi di kantor Polda Jateng antara panitia penyelenggara dengan ormas-ormas islam lain, akhirnya kasus ini dibawa ke Departemen Agama di daerah kota semarang, dan menghasilkan sebuah keputusan bahwa penyelenggaraan Asy-Syura oleh kelompok umat muslim Syiah tetap dilanjutkan dengan kesepakatan oleh MUI, Departemen Agama, NU, Muhammadiyah, Polda, TNI dan LBH Semarang. Di hari H Agenda berbagai elemen lintas organ juga datang untuk mengawal dan mengamankan beserta pemuka lintas agama lain. Polda Jateng juga menurunkan sekitar 800 personel Brimob dan Dalmas serta pasukan anti huru-hara untuk mengamankan agenda ini.
Aparat keamanan mengerahkan kekuatan maksimal untuk mengamankan kegiatn Asy-Syura |
Kelompok garis keras mengintimidasi kegiatan Asy-Syura |
Ditengah agenda berlangsung muncul kelompok islam garis keras yang menuntut untuk membubarkan agenda ini dan dihadang oleh barikade polisi 3 lapis serta mobil water canon. Massa aksi islam garis keras yang berjumlah kurang dari 100 orang ini semenjak pagi menggelar aksi penolakan di depan gedung gubernuran jawa tengah di sore hari berpindah ke daerah tempat penyelenggaraan agenda asy-syura namun sudah di hadang oleh polisi.
Kelompok garis keras beranggapan kegiatan Asy-Syura menyalahi syari’at islam dan sesat |
“Kita hidup di negara pancasila, yang menghormati semua agama aliran dan madzhab dan juga dalam pelaksanaan ibadah serta di dukung oleh undang-undang itu sendiri, jika ada orang-orang yang memaksakan diri hanya karena berbeda sudah bertentangan UU, kalau dari sisi aparat tidak menindak hal ini maka yang menjadi target bukan hanya syiah, syiah hanya target antara ada sebuah agenda cukup besar yakni membuat kacau balau. Mahasiswanya, NU-nya, Muhammadiyah-nya dan rakyat Indoneisa harus berpegang teguh pada Undang-Undang. Intoleran tidak boleh hidup di Indonesia, NKRI Harga Mati, agenda ini tidak ada alasan melanggar syariat, harapan saya dengan terselenggaranya acara ini bangsa ini harus memahami perbedaan, bukan permusuhan maka negeri ini akan lebih maju.” tutur Bapak Miqdad Turkan salah satu ustadz Syiah.