Semarang – Dalam perkembangannya, jual beli akan mengalami perkembangan. Perkembangan dalam perdagangan tidak lepas dari inovasi yang dilakukan. Hal ini disadari oleh warga Kelurahan Sendangguwo Tembalang, Kota Semarang. Mereka yang umumnya sebagai ibu rmah tangga telah mengajukan permohonan melalui musrenbang tahun lalu. Diungkapkan oleh Kasie Industri Agrominuman Disperin Kota Semarang, Siti Zakiah di sela kegiatan pelatihan pengolahan minuman dalam kemasan yang dilaksanakan di Balai Kelurahan Sendangguwo, Jalan Sendangguwo Raya no 56 Tembalang Kota Semarang, (25/04/2018)
“Selain di sini (Sendangguwo), yang mengajukan permohonan pembinaan industri bagi rumah tangga ada dari Kelurahan Ngemplak Simongan” Ungkap Zaki, “dalam mengolah diutamakan pada buah lokal, terutama yang ada di sekitar kita seperti buah pepaya dan buah mangga” imbuhnya. Ia berharap dengan adanya pelatihan yang berbasis komunitas PKK akan memiliki hasil seperti yang diinginkan, “pelatihan ini tentunya bukan sekedar seremonila pelatihan saja, akan tetapi hasilnya, yakni kemandirian peserta” terangnya
Dikatakan, untuk mencapai kemandirian peserta pasca pelatihan merupakan proses berjangka. Ini, mesti ditindaklanjuti dengan pendampingan. Dicontohkan, produk yang sudah diproduksi bisa dipromosikan di kantor Disperin terlebih dahulu, untuk mendapatkan rasa yang sesuai selera pasar biasanya pihak Dasa Wisma yang menguji dengan rasa yang konsisten dari beberapa kali pembuatan, kemasan hingga layak untuk diikutsertakan dalam pameran, atau bazaar yang diselenggarakan oleh Pemerintah melalui dinas terkait. Pola ini seperti yang sudah berjalan dalam olahan makanan.
Lebih lanjut ia menerangkan, untuk dapat mencapai pemahaman tersebut, para peserta telah mendapatkan materi tentang Higienitas dan sanitasi produk untuk PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) yang disampaikan oleh Dinkes Kota Semarang, dan Disperin memberikan materi terkait manajemen produksi, manajemen pemasaran dan tips-tips bisnis plan pada 2 hari lalu, “kegiatan ini sehari teori dan dua hari praktik” ucapnya. Lain dari produk buah, terdapat minuman lain yang bisa dikreasikan dalam sebuah inovasi perdagangan, “memang sementara ini lebih banyak di olahan buah, sebenarnya ada minuman jadul (jaman dulu) yang bisa diinovasi seperti bir pletok, bajigur, dan wedang ronde” terangnya.
.
Tatik Hidayati (47), warga Sendangguwo RT 5 RW 10 Tembalang Kota Semarang merasakan manfaat pelatihan tersebut. Bagi ibu rumah tangga yang kesehariannya berjualan soto, dan es campur, baru kali ini mencoba membuat olahan minuman manisan pepaya. Dia berharap bisa mengembangkan usahanya. Terlebih, diakuinya untuk mengasuh 3 anak, sedangkan suami sudah meninggal bukan hal yang mudah.
Saat dimintai keterangan, ia mengungkapkan kendala pada permodalan dimana harga mesin pres tutup kemasan gelas tidak mampu ia jangkau. Menurutnya, dengan menjual dalam bentuk kemasan gelas bisa lebih mudah dalam pemasaran. Ini, bisa dilakukan sembari menunggui anaknya yang masih TK. Lebih lanjut, ia menyatakan adanya kemungkinan produk yang saat ini ia pelajari akan menjadi usaha bersama dari kelompok pelatihan. Sebab itu, diupayakan adanya pendampingan dari pelatih yang direkomendasikan oleh Disperin agar mampu membuat olahan produk sesuai dengan cita rasa yang diterima selera pasar. (HQ.semarnews)