Media Jendela Dunia – Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini
Berita  

Habib Lutfi : Jangan Rela Jika Indonesia Dipecah belah – Cinta Ulama Benteng Kokoh Jaga NKRI

SAMPAIKAN TAUSIAH : Maulana Habib Lutfi bin Yahya menyampaikan tausiah saat acara Undip Bersholawat di Stadion Universitas Diponegoro, Tembalang, kemarin. ()

SEMARNEWS.COM II SEMARANG – Indonesia merupakan negara yang besar. Negara bersimpul pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terdiri dari keragaman agama, suku, budaya ini juga terdiri dari hampir 17.000 ribu lebih pulau yang tersebar mulai Sabang sampai Merauke. Menjaga kesatuan dan persatuan bangsa menjadi tugas bersama seluruh elemen masyarakat Indonesi.
“Jangan rela negerimu ini sampai terpecah belah,” tutur Habib Lutfi bin Yahya.

Ketua pusat Jam’iyah Thoriqoh Almuktabaroh Annahdliyah (Jatman) ini mengatakannya saat acara Undip Bersholawat di Stadion Universitas Diponegoro, Tembalang, kemarin.

Habib Lutfi juga menekankan pentingnya mahabbah (cinta) kepada ulama dan Rasulullah Muhammad Saw. Menurutnya, salah satu tanda seseorang mencintai Rasulullah Saw dapat dilihat dari kadar bobot iman orang tersebut.

“Cuma yang menjadi persoalan terkadang hadits hadits yang menerangkan tentan mahabbah banyak dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab,” terangnya.

Habib Lutfi pun mengingatkan jika ingin menghancurkan umat Islam atau agama lainnya, maka kendorkan lah kecintaan mereka kepada negara. Menurutnya, cinta ulama, salah satu benteng yang kokoh dalam turut serta menjaga NKRI.
“Wahai bangsaku yang kubanggakan, tolong jaga negeri ini. Siapkah Anda semua menjaga NKRI?,” tanya Habib Lutfi. “Siap”, jawaban puluhan ribu orang dengan suara gemuruh.

Sebelumnya, KH Ahmad Muwafiq menjelaskan tentang kebangsaan Indonesia. Menurutnya, negara Indonesia didapat dari musyarokah (perkumpulan), musyawarah, roiyah (pemimpin dan masyarakat).
“Sistem pemerintahan Indonesia sudah sah. Ulama salah satu unsur yang memasukkan nilai agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” terang kiai yang akrab disapa Gus Muwafiq tersebut.
Gus Muwafiq menceritakan sejarah singkat terkait penamaan kampus Undip. Menurutnya, saat itu pangeran Diponegoro bersama rakyat mengobarkan perlawanan kepada penjajah karena makam dari keluarga Diponegoro akan dijadikan sebagai jalan kereta api.

“Berziarah kepada ulama maupun pahlawan penting karena untuk mengingat jasa perjuangannya,” terangnya. (HW-)
—————

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *