SEMARNEWS.COM | SEMARANG – Wali Songo berhasil mengislamkan nusantara tidak dengan melawan budaya yang ada pasa saat itu, bahkan menjadikan budaya dam seni yang ada sebagai media dakwah. Pun demikian Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk mempengaruhi masyarakat melalui gerakan Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra).
Pada masa itu, Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) sebagai lembaga yang menaungi para pegiat budaya Nahdlatul Ulama (NU) hadir menghalau Lekra. Lesbumi tampil untuk menjaga budaya dan persatuan bangsa, “Lesbumi punya sejarah yang bagus dalam menjaga negara ini,” kata Ketua Lesbumi NU Kota Semarang, Sukat Abdul Mu’iz usai pelantikan, Minggu (6/2/2022).
Di era milenial ini, lanjut dia Lesbumi punya tantangan dengan media sosial (Medsos) yang bebas seolah tanpa batas dalam menyebarkan berbagai informasi, “Ada yang menuduh amaliah NU syirik, bid’ah, dan tak berdasar, ada juga yang memojokkan budaya bangsa sendiri, juga ada yang mengunggulkan budaya asing,” urainya.
Meski begitu, lanjut dia tidak sedikit pula warganet (penduduk dunia maya/akun medsos) yang berjuang melawan isu-isu tersebut, “Kita tentunya mengapresiasi warga atau kader NU yang melawan isu tersebut dengan konten islam yang ramah, ahlussunnah wal-jamaah ala NU dengan istilah islam Nusantara,” tuturnya.
“Kami juga mengapresiasi para budayawan yang terus eksis menjaga keletarian budaya lokal, baik yang langsung di masyarakat maupun yang menyebarkannya ke medsos,” imbuhnya.
Selain itu, lanjut dia, Lesbumi juga mempunyai tantangan untuk bisa tampil menjaga keshalehan budaya di masyarakat bersama NU, “Budaya-budaya yang baik tentunya kita pertahankan, kita jaga dan rawat agar tetap ada,” ujarnya.
Pria yang memiliki keterampilan bermain musik ini lantas menerangkan, komposisi pengurus dalam Lesbumi NU Kota Semarang terdiri dari kalangan perupa/pelukis, sastrawan, pegiat budaya jawa, dan musisi. Bahkan, CEO Nasidaria juga masuk dalam kepengurusan tahun ini, “Untuk seni pop religi atau gambus islam sudah tampil beberapa kali, termasuk pagi tadi saat bazar,” urainya.
Dengan komposisi kepengurusan tersebut, Kepala Sekolah di salah satu Madrasah Aliah (MA) Kota Semarang ini berharap Lesbumi bisa menghadirkan suasana baru dalam gerakan NU merawat masyarakat, “Nantinya bisa diagendakan selapanan budaya, pelatihan pranatacara (baca; pranotocoro) atau yang lainnya,” harapnya.
“Mohon doanya, semoga Lesbumi NU Kota Semarang masa khidmat 2022-2026 ini bisa berkiprah dan berjalan dengan baik,” pintanya.
Untuk diketahui, pelantikan berlangsung dalam Lailatul Ijtima’ PCNU Kota Semarang dalam rangka Harlah ke 96 Nahdlatul Ulama yang ditempatkan di kompleks gedung 2 MWCNU Ngaliyan, Dukuh Palir, Podorejo, Ngaliyan, Kota Semarang.
Selain Lesbumi, juga dilakukan pelantikan Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Kota Semarang, Pimpinan Cabang (PC) Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) Kota Semarang, dan Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Ngaliyan.
Ketua PCNU Kota Semarang, KH Anasom mengatakan Harlah NU 96 berdasarkan kalender masehi yakni 31 Januari 1926. Dia pun mengungkapkan terjaganya budaya gotong-royong. Dengan keshalehan kultural tersebut MWCNU Ngaliyan bisa membeli lahan untuk gedung yang kedua di dukuh Palir, “Jadi NU seperti itu, gotong-royong,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, pria yang berprofesi sebagai dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo juga menyampaikan hasil muktamar NU di Makassar, “Alhamdulillah, kita sudah punya pengurus baru,” ungkapnya.
Sementara Komandan Kodim 0733 Semarang Letkol Inf Boni Havana menyebut NU sebagai ibu kandung revolusi kebangsaan yang melahirkan negara kesatuan republik Indonesia, “Ibu kandungnya revolusi ya NU ini,” tandasnya.
Dia lantas menyebut peran NU dalam kegiatan kelaskaran di masa penjajahan dan paska kemerdekaan Republik Indonesia. Menurut dia, NU selalu bersama TNI menjaga tetap tegaknya Pancasila. Selalu menjaga toleransi, kebhinekaan, “Bagi TNI NU itu luar biasa,” tegasnya.
Hal senada dikatakan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang mengakui peran NU sebagai ormas islam sebagaimana disebut oleh Komandan Kodim sebagai ibunya kandung negara Indonesia, “Jadi berbahagialah kita sebagai kader NU,” ucapnya.
Dia pun berpesan kepada para kader yang dilantik untuk dapat meluangkan waktu agar organisasi bisa terus berkembang, “Sempatkan waktu panjenengan,” pintanya. (HQ)