Media Jendela Dunia – Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini
Berita  

Moderasi Beragama Dalam Prespektif Islam di Masa Pandemi

 Penulis :Nurul Afifah

Indonesia adalah bangsa yang memiliki keragaman, kekayaan dan keindahan. Sehingga bangsa ini memuat banyak keragaman, seperti keragaman bangsa, suku, adat istiadat, bahasa dan agama. Dengan banyaknya keragaman di indonesia, sehingga membentuk radikalisme yang terkuat dan memunculkan kelompok-kelompok yang ekstrim dengan istilah moderasi beragama.

Dalam bahasa moderasi berasal dari bahasa inggris moderation yang memiliki arti sikap sedang. Yang mana yang dimaksud sikap sedang itu sikap yang  tidak berlebih-lebihan. Moderasi agama itu sikap keberagamaan Islam yang mengambil jalan tengah atau bisa disebut dengan wasathantara dua paham atau pemikiran yang ekstrem. Jadi moderasi beragama adalah proses memahami dan mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang supaya terhindar dari perilaku yang menyimpang yang tidak di ajarkan di dalam agama.

Dalam Islam makna moderasi beragama sendiri bisa dimaknai dengan merujuk surah Al  Kaafirun: “Lakum diinukum waliyadiin” (Untukmu agamamu, dan untukku agamaku). Yang  dimaksud dari surat tersebut yaitu memberikan kebebasan kepada siapapun dalam beragama. Pluralitas dalam Islam juga merupakan Sunatullah. Namun, tidak sampai mengantarkan pada moderat dalam beragama. Adapun dalam menumbuhkan sikap moderat dalam prespektif islam pada masa pandemi diantaranya yaitu:

Sabar dalam menghadapi musibah Covid-19. Yang dimaksud sabar merupakan manifestasi keyakinan teologis atau akidah yang diimplementasikan dalam sikap (Akhlak) dalam menghadapi praktik kehidupan sehari-hari.

Selalu mengikuti anjuran pemerintah dan pihak yang berwenang dalam penanganan Covid-19.Mengutamakan keselamatan manusia sesuai dengan kaidah fikih (Dar’ul Mafasid Aula Min Jalbil Masholih) atau bisa juga menghilangkan kemudharatan itu harus didahulukan ketimbang mengambil manfaat.Tolong menolong dalam mengatasi Covid-19 dan dampaknya. Dalam hal tolong menolong harus ikhlas tanpa dibatasi suku, agama, ras, budaya dan status sosial. Dengan demikian bisa mewujudkan dalam memperkokoh ukhuwah Islamiyah, Basyariyah, dan Wathoniyah.

Dengan menumbuhkan sikap moderasi beragama yang paling utama yaitu dengan tolong menolong dan Allah swt telah memerintahkan umatnya untuk senantiasa tolong menolong antar sesama. Yang mana telah dijelaskan dalam Q.S. Al-Maidah [5]: 2 “Saling tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa”. Seperti yang dijelaskan pada surat Al-Maidah berarti tolong-menolong antar sesama umat itu merupakan kewajiban. Kewajiban ini membawa dampak yang positif dan luar biasa. Banyak keutamaan yang terkandung dalam sikap tolong menolong. Tolong menolong terhadap sesama itu tidak hanya mendatangkan kebahagiaan bagi orang lain, tetapi juga mendatangkan kebahagiaan untuk diri sendiri. Sungguh suatu sunnatullah yang sangat istimewa. Sikap ikhlas dan sukarela dalam tolong-menolong merupakan pengamalan nilai sila kedua Pancasila yaitu yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Dalam arti sila kedua tersebut berarti bangsa Indonesia telah diakui dan diperlakukan sesuai harkat dan martabat sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, Sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa manusia memiliki derajat, hak, dan kewajiban yang sama dan tidak ada perbedaan.

Dalam sebuah hadis juga telah dijelaskan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda “Siapa yang melapangkan satu kesempitan dari seorang yang beriman, maka Allah akan melapangkan baginya satu kesempitan di akhirat. Siapa yang memudahkan urusan orang yang dalam kesulitan, maka Allah akan memudahkan kesulitannya di dunia dan akhirat. Siapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong dan memberi perlindungan kepada hambaNya selama hambaNya itu selalu menolong dan memberi perlindungan kepada saudaranya”. Alangkah indahnya ajaran agama ini sehingga indonesia  memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi dan tolong menolong tanpa memandang derajat dan hak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *