Media Jendela Dunia – Informasi Berita Terkini dan Terbaru Hari Ini
Berita  

Tragedi Hillsborough Vs Tragedi 65

pexels-photo-1339871.jpeg
Photo by Magda Ehlers on <a href="https://www.pexels.com/photo/60-number-1339871/" rel="nofollow">Pexels.com</a>
Bagi para sesepuh liverpudlian pasti tak akan pernah lupa dengan tragedy di Stadion Hillsborough, kandang Sheffield Wednesday yang pada 15 April 1989 dikunjungi Sekitar 15.000 suporter Liverpool guna mendukung tim kesayangan yang akan melakoni laga semifinal piala FA 1989 menghadapi Nottingham Forest.
 
Iya, tragedy kerusuhan yang disebabkan karena para suporter berdesakan ingin menonton semifinal piala FA antara Liverpool dan Nottingham forest. Tragedi ini menewaskan 96 orang pendukung Liverpool. Namun nahas, apparat kepolisian dan koran harian inggris the sun justru memojokkan supporter Liverpool dengan menganggap ini adalah kesalahan mereka yang tak disiplin.
 
Tentu saja para liverpudlian tidak terima. Mereka menuntut ke pengadilan untuk mengusut kasus ini, dasarnya jelas, para supporter disiplin dalam mengantri dan semua supporter membeli tiket stadion. Sejak bencana di Hillsborough, Bersama Hillsborough Family Support Group (HFSG), supporter Liverpool terus menuntut keadilan atas meninggalnya 96 anggota keluarga, saudara, dan teman mereka. Selama 27 tahun HFSG terus mengkampanyekan Hillsborough : JusticeFor96.
 
Perjuangan pun berbuah manis, koran harian The sun yang sebelumnya ngotot membenarkan beritanya, akhirnya melakukan revisi setelah perdana menteri david Cameroon meminta maaf kepada liverpudlian atas nama pemerintah pada tahun 2012. Setelah itu pemerintah mengintruksikan kepada pengadilan untuk melakukan investigasi lagi kejadian yang menewaskan 96 orang liverpudlian itu. Dan pada 24 april 2016 lalu akhirnya pengadilan menyatakan kepolisian dan panitia pertandingan yang bersalah atas tragedi itu.
 
Yang menarik dari kisah ini adalah, permintaan maaf pemerintah kepada fans Liverpool dan diikuti komitmen untuk merehabilitasi para supporter. Lalu bagaimana dengan tragedy kemanusiaan di Indonesia yang terjadi pada tahun 1965….???
 
 
Hingga sekarang tragedi 65 belum ada penyelesaian, sekalipun pada 17-19 april lalu telah diadakan simposium 65. Pemerintah dan apparat penegak hukum selalu berkelit, mereka bahkan menggunakan ormas-ormas radikal untuk menekan pihak-pihak yang memburu keadilan. Mengaca dari tragedy Hillsborough, yang tentunya berskala lebih kecil ketimbang tragedi 65, kita harus meneladani pemerintah inggris yang mau meminta maaf dan merehabilitasi para supporter itu.
 
Lihatlah, tragedy Hillsborough hanya tragedy supporter, bukan tragedy besar seperti yang bangsa kita alami. Dalam hal keadilan kita sudah kalah 2-0, skor pertama liverpudlian diputuskan tidak bersalah dan skor kedua supporter sudah direhabilitasi. Sedangkan para korban tragedy 65? Mereka belum mendapat keberpihakan hukum samasekali…

 

*Ndan Musho

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *