Foto: kabar24.bisnis.com |
Presiden Jokowi membuat rancangan “Revitalisasi 1000 Pasar Pertahun” untuk penanganan kemiskinan. Dia mengupayakan hal itu Karena sangat dibutuhkan untuk pengembangan ekonomi. Jokowi menyasar ke pasar tradisional yang menurutnya menjadi pusat perputaran ekonomi rakyat, karena dengan adanya pasar tradisional, terjadi pemerataan distribusi kebutuhan primer ditiap-tiap daerah terpencil dengan tidak harus pergi kepasar modern. Presiden juga menampilkan prototype revitalisasi pasar tradisional di tiga wilayah: Manis Banyumas, Giwangretno Kebumen & Krendetan Purworejo –Jkw, hal tersebut di ungkapkan dalam tweeternya.
Pertanyaan mendasar yang selalu mengganggu kita semua, apakah rancangan presiden akan berjalan mulus? Kita bersama sudah mengetahui, masyarakat lebih memilih belanja di mall, swalayan dan toko-toko modern. Pemerintah juga tidak bisa “memaksa” masyarakat belanja di pasar tradisional. Saya coba menampilakn sebuah teori social yang mungkin bisa menjelaskan fenomena ini dari seorang sosiologi kenamaan dunia, Emile Durkheim. Menurut Durkheim, fakta sosial lebih mengakar dari fakta individu. Lanjut dia bahwa fakta social mampu membuat lebur fakta individu.
Menurut Durkheim lagi, Manusia mempunyai “kepemilikan ganda”, pertama Sebagai individu yang bebas berkehendak dan berperilaku. Kedua, Individu sebagai milik yang “lain” seperti keluarga, masyarakat, kelompok atau komunitas, agama, dsb. Individu sebagai milik masyarakat, berarti individu itu melebur kedalam sistem masyarakat yang telah ada. Berdasarkan teori Durkheim diatas kita dapat mengamati kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi,apakah upaya untuk merevitalisasi 1000 pasar pertahun dapat menarik minat masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional? Pertanyaan turunannya adalah, mampukah Presiden membuat sebuah “fakta” yang mampu “memaksa” kehendak masyarakat berbelanja dan menghidupi pasar tradisional tanpa membuat masyarakat merasa dipaksa? Kita sudah sama-sama melihat, bahwa fakta yang terjadi, pasar modern lebih mampu menarik “kehendak” masyarakat daripada pasar tradisional.
Adapun pasar yang akan direvitalisasi oleh Jokowi harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Dari fisik pasar berusia kurang lebih 25 tahun.
2. Pernah terkena bencana banjir, gempa atau suasana area pasar becek, dan kurang bersih.
3. Terletak di daerah perbatasan kota atau wilayah.
4. Terletak di perkotaan yang mempunyai prospek kemajuan pengembangan ekonomi.
Dalam menghadapi AC-FTA, kabinet Jokowi-Jk yang memiliki visi Nawacita, salah satunya adalah revitalisasi 5000 pasar. Upaya yang dilakukan adalah:
1. Memperbarui semangat etos kerja bagi masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional.
2. Memperbarui kinerja berjualan.
3. Pengelolaan managemen kuangan.
4. Mempertahankan-memperbaiki budaya kekeluargaan masyarakat pasar tradisional,
5. Memperbaiki lembaga pengelolaan managemen pasar.
Di sisi lain ada e-comers (pasar online) yang menjadi fenomena baru dalam aktifitas jual beli. Dan kita tahu, pesan-antar melalui e-comers juga jauh lebih mudah dan cepat dibanding dengan pasar tradisional yang rata-rata kondisinya kurang terrawat. Hal ini juga bisa menjadi penghambat rencana Presiden tersebut.
Kita tidak bisa memprediksi berapa presentase keberhasilan rencana Jokowi ini. Tapi setidaknya kita bisa menghitung dengan cara:
1. Jumlah pulau yang ada di Indonesia ada 13.466 pulau, versi National Geographic
2. keinginan presiden untuk merevitalisasi 1000 pasar tiap tahun juga harus dihitung berdasarkan persebaran pulau-pulau yang ada di Indonesia itu.
3. sisa masa jabatan Presiden Jokowi tinggal tiga tahun lebih satu bulan. Kemudian kita hitung: 1000 (pasar) X 3 (tahun), maka jumlahnya 3.000 pasar yang akan direvitalisasi diseluruh Indonesia, kemudian dibagi 13.466 pulau. Padahal tidak seluruh pulau yang ada di Indonesia berpenghuni,
Menteri perdagangan Thomas lembong mengatakan “sudah 1.017 pasar di revitalisasi sampai smester awal 2016” dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (26/1/2016)”.
Dalam hitung-hitungan kasar seharusnya sekarang sudah ada 2000 pasar yang direvitalisasi. Pertanyaannya, kenapa baru terealisasi 1.017 pasar saja?